Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke sekolah atau universitas yang
cukup besar yang bisa kau temui. Saat kau sampai di meja depan, mintalah untuk
menemui “Sang Penjaga Kesederhanaan”. Jika Si Pegawai mengeluarkan sebuah
pekikan yang memekakan, taruh tangannya di kedua telinganya dan tutup matanya,
kau telah datang ke tempat yang tepat dan seharusnya bebas untuk bertanya lagi.
Namun, jika ia cuma mengabaikanmu dan menulis sesuatu, hancurlah hidupmu;
tiba-tiba kau akan menjadi sadar sepenuhnya akan semua yang harus terjadi pada
setiap tindakanmu, mulai dari menginjak seekor semut sampai berkedip. Setelah
kau bertanya untuk kedua kalinya, ia biasanya akan segera tenang dan memintamu
untuk mengikutinya.
Ia
akan membimbingmu ke jalan memutar, menuju ke lorong sekolah yang sepertinya
tak berujung. Hitung berapa banyak belok kanan- setelah belok kanan yang ketujuh, menyelinaplah ke dalam bayangan dan biarkan Si Pegawai terus berjalan. Jika kau gagal melakukan ini, kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lain untuk pergi, dan lorong tak berujung itu akan menelanmu selamanya.
tak berujung. Hitung berapa banyak belok kanan- setelah belok kanan yang ketujuh, menyelinaplah ke dalam bayangan dan biarkan Si Pegawai terus berjalan. Jika kau gagal melakukan ini, kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lain untuk pergi, dan lorong tak berujung itu akan menelanmu selamanya.
Jika
kau berhasil menghindari Si Pegawai, selipkan kedua tanganmu di kantong dan
carilah sebuah papan bulletin di sekelilingmu. Akan ada banyak sekali
pengumuman berwarna-warni yang tertempel di sana, dengan jajaran gambar yang
menarik hati beserta rincian kegiatan-kegiatan yang begitu menyenangkan. Jangan
terlena akan hal-hal tersebut- mereka mencoba menyembunyikan apa yang kau cari.
Carilah selembar kertas putih sederhana yang hampir seluruhnya ditindih oleh
kertas-kertas lain. Catatlah nomor ruangan, kemudian lihat waktu kegiatan yang
tertera di kertas pengumuan tersebut. Tanggalnya akan selalu hari ini, namun
jika waktunya sudah lewat, maka kau terlambat- mereka telah menangkapmu, dan
tidak ada yang bisa kau lakukan untuk menyingkirkan mereka.
Jika
waktunya belum terlewat, mulailah untuk mencari ruang kelas yang disebut. Tidak
satupun petunuk yang terpasang di dinding sama, dan sistem penomorannya luar
biasa acak. Kau mungkin tidak akan pernah menemukan tempatnya, dan tersesat
dalam pencarianmu di antara lorong-lorong tak berujung sementara para pemburu
mulai berkumpul.
Jika
dengan ajaibnya kau berhasil menemukan ruangannya, siapkan sebuah senjata serta
dirimu. Bila kau tidak berhasil sebelum waktu yang dijadwalkan, pintunya akan
tertutup dan terkunci, dan tidak akan ada yang bisa mendorongnya agar terbuka
untukmu lagi. Jika kau tepat waktu, berlarilah ke pintu, senjata siap.
Sebuah
ruang kelas biologi dengan dekorasi berat akan menyambutmu. Cat ruangannya
menjijikkan – warna-warni buruk berbau anyir menetes, baru saja dioles di
setiap permukaan ruangan. Poster-poster berbaris di dinding, terpampang dengan
gambar-gambar makhluk sesat dan mustahil. Buku-buku yang ditulis dengan bahasa
kelam yang telah punah tergeletak berserakan di lantai. Namun ruangan itu
kosong – hampir. Di ujung ruangan, seorang siswa duduk membungkuk di atas
sesosok makhluk buruk rupa dari poster, membedah makhluk itu dengan penuh
kekalutan menggunakan pisau bedah bermata panjang.
Kau
harus bertanya padanya dengan benar, atau ia akan melempar makhluk itu ke
samping dan menemukan subyek baru untuk dibedah – kau. Dengan seluruh udara di
paru-parumu, berteriaklah padanya “Mengapa hal itu dulu tidak terjadi?”
Siswa
itu akan berteriak, dengan mengerikan, dan berputar-putar. Waktu akan terasa
lambat, dan dalam satu detik, ia akan memberitahumu suatu kisah yang berjam-jam
panjangnya tentang mengapa hal itu dulu tidak terjadi, dan semua hal buruk yang
terjadi karenanya. Saat ia selesai, makhluk di atas meja tadi akan berguling
bangkit dan menyerang siswa itu, mencabik-cabiknya dalam hitungan detik.
Kalkulator miliknya akan terbang akibat pergulatan itu – tangkaplah secepat
mungkin, namun jangan nekat membukanya. Dengan senjata apapun yang kau punya,
bidik kepala makhluk tersebut dan berusahalah menhancurkannya, atau ia akan
melakukan hal yang sama padamu. Bergulinglah ke lantai – siswa-siswi yang lain
sudah kembali. Hari ini mereka membawa alat-alat bedah mereka, namun kau
merusak satu-satunya subyek mereka- dan sekarang mereka mau kau yang menggantikannya.
Berjuanglah
agar kau bisa keluar dari kelas. Topografi tempat itu telah berubah. Di tempat
yang tadinya merupakan lorong bercat tak berujung, kini membentang tunggal
sebuah jalan beton sederhana melintasi kobaran api menuju ke pintu baja.
Berusahalah menghampirinya – lakukan apa saja demi agar kau bisa masuk ke pintu
tersebut. Begitu kau meraih kenop pintunya, segalanya akan berubah menjadi
putih. Pejamkan mata.
Hitung
sampai lima, lalu buka matamu lagi. Kau akan memegang kenop pintu ruang ganti
siswa di sekolah terakhir yang pernah kau datangi. Buka pintu tersebut dan
masuklah. Ambil kalkulator dari kantongmu, hidupkan, dan tekan tombol yang
berlabel “Masuk”.
Sebuah
nomor akan muncul. Buang kalkulatornya dan temukan loker dengan nomor tadi di
pintunya. Pintu loker tersebut tak akan terkunci – bukalah.
Batu
asah yang ada di dalamnya adalah objek ke-81 dari 538. Jika digunakan di pedang
manapun, pedang tersebut tidak akan pernah tumpul lagi, dan tidak akan ada yang
mampu melawan tebasannya.
Sekarang
manfaatkan kamar mandi yang ada di ruang ganti tersebut. Setelah petualangan
ini kau benar-benar perlu mandi.
Source: http://theholders.org/?Holder_of_Simplicity
Translate: Ambrosia Black
Picture: https://www.pinterest.com/pin/474496510731576741/
No comments:
Post a Comment