Sunday, October 14, 2018

THE HOLDERS SERIES: 81. HOLDER OF SIMPLICITY


Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke sekolah atau universitas yang cukup besar yang bisa kau temui. Saat kau sampai di meja depan, mintalah untuk menemui “Sang Penjaga Kesederhanaan”. Jika Si Pegawai mengeluarkan sebuah pekikan yang memekakan, taruh tangannya di kedua telinganya dan tutup matanya, kau telah datang ke tempat yang tepat dan seharusnya bebas untuk bertanya lagi. Namun, jika ia cuma mengabaikanmu dan menulis sesuatu, hancurlah hidupmu; tiba-tiba kau akan menjadi sadar sepenuhnya akan semua yang harus terjadi pada setiap tindakanmu, mulai dari menginjak seekor semut sampai berkedip. Setelah kau bertanya untuk kedua kalinya, ia biasanya akan segera tenang dan memintamu untuk mengikutinya.

Ia akan membimbingmu ke jalan memutar, menuju ke lorong sekolah yang sepertinya
tak berujung. Hitung berapa banyak belok kanan- setelah belok kanan yang ketujuh, menyelinaplah ke dalam bayangan dan biarkan Si Pegawai terus berjalan. Jika kau gagal melakukan ini, kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lain untuk pergi, dan lorong tak berujung itu akan menelanmu selamanya.

Jika kau berhasil menghindari Si Pegawai, selipkan kedua tanganmu di kantong dan carilah sebuah papan bulletin di sekelilingmu. Akan ada banyak sekali pengumuman berwarna-warni yang tertempel di sana, dengan jajaran gambar yang menarik hati beserta rincian kegiatan-kegiatan yang begitu menyenangkan. Jangan terlena akan hal-hal tersebut- mereka mencoba menyembunyikan apa yang kau cari. Carilah selembar kertas putih sederhana yang hampir seluruhnya ditindih oleh kertas-kertas lain. Catatlah nomor ruangan, kemudian lihat waktu kegiatan yang tertera di kertas pengumuan tersebut. Tanggalnya akan selalu hari ini, namun jika waktunya sudah lewat, maka kau terlambat- mereka telah menangkapmu, dan tidak ada yang bisa kau lakukan untuk menyingkirkan mereka.

Jika waktunya belum terlewat, mulailah untuk mencari ruang kelas yang disebut. Tidak satupun petunuk yang terpasang di dinding sama, dan sistem penomorannya luar biasa acak. Kau mungkin tidak akan pernah menemukan tempatnya, dan tersesat dalam pencarianmu di antara lorong-lorong tak berujung sementara para pemburu mulai berkumpul.

Jika dengan ajaibnya kau berhasil menemukan ruangannya, siapkan sebuah senjata serta dirimu. Bila kau tidak berhasil sebelum waktu yang dijadwalkan, pintunya akan tertutup dan terkunci, dan tidak akan ada yang bisa mendorongnya agar terbuka untukmu lagi. Jika kau tepat waktu, berlarilah ke pintu, senjata siap.

Sebuah ruang kelas biologi dengan dekorasi berat akan menyambutmu. Cat ruangannya menjijikkan – warna-warni buruk berbau anyir menetes, baru saja dioles di setiap permukaan ruangan. Poster-poster berbaris di dinding, terpampang dengan gambar-gambar makhluk sesat dan mustahil. Buku-buku yang ditulis dengan bahasa kelam yang telah punah tergeletak berserakan di lantai. Namun ruangan itu kosong – hampir. Di ujung ruangan, seorang siswa duduk membungkuk di atas sesosok makhluk buruk rupa dari poster, membedah makhluk itu dengan penuh kekalutan menggunakan pisau bedah bermata panjang.

Kau harus bertanya padanya dengan benar, atau ia akan melempar makhluk itu ke samping dan menemukan subyek baru untuk dibedah – kau. Dengan seluruh udara di paru-parumu, berteriaklah padanya “Mengapa hal itu dulu tidak terjadi?”

Siswa itu akan berteriak, dengan mengerikan, dan berputar-putar. Waktu akan terasa lambat, dan dalam satu detik, ia akan memberitahumu suatu kisah yang berjam-jam panjangnya tentang mengapa hal itu dulu tidak terjadi, dan semua hal buruk yang terjadi karenanya. Saat ia selesai, makhluk di atas meja tadi akan berguling bangkit dan menyerang siswa itu, mencabik-cabiknya dalam hitungan detik. Kalkulator miliknya akan terbang akibat pergulatan itu – tangkaplah secepat mungkin, namun jangan nekat membukanya. Dengan senjata apapun yang kau punya, bidik kepala makhluk tersebut dan berusahalah menhancurkannya, atau ia akan melakukan hal yang sama padamu. Bergulinglah ke lantai – siswa-siswi yang lain sudah kembali. Hari ini mereka membawa alat-alat bedah mereka, namun kau merusak satu-satunya subyek mereka- dan sekarang mereka mau kau yang menggantikannya.

Berjuanglah agar kau bisa keluar dari kelas. Topografi tempat itu telah berubah. Di tempat yang tadinya merupakan lorong bercat tak berujung, kini membentang tunggal sebuah jalan beton sederhana melintasi kobaran api menuju ke pintu baja. Berusahalah menghampirinya – lakukan apa saja demi agar kau bisa masuk ke pintu tersebut. Begitu kau meraih kenop pintunya, segalanya akan berubah menjadi putih. Pejamkan mata.

Hitung sampai lima, lalu buka matamu lagi. Kau akan memegang kenop pintu ruang ganti siswa di sekolah terakhir yang pernah kau datangi. Buka pintu tersebut dan masuklah. Ambil kalkulator dari kantongmu, hidupkan, dan tekan tombol yang berlabel “Masuk”.

Sebuah nomor akan muncul. Buang kalkulatornya dan temukan loker dengan nomor tadi di pintunya. Pintu loker tersebut tak akan terkunci – bukalah.

Batu asah yang ada di dalamnya adalah objek ke-81 dari 538. Jika digunakan di pedang manapun, pedang tersebut tidak akan pernah tumpul lagi, dan tidak akan ada yang mampu melawan tebasannya.

Sekarang manfaatkan kamar mandi yang ada di ruang ganti tersebut. Setelah petualangan ini kau benar-benar perlu mandi.


Source: http://theholders.org/?Holder_of_Simplicity
Translate: Ambrosia Black
Picture: https://www.pinterest.com/pin/474496510731576741/

No comments:

Post a Comment