Sunday, October 7, 2018

THE HOLDERS SERIES: 80. HOLDER OF EXTRAVAGANCE


Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke sekolah atau universitas yang cukup besar yang bisa kau temukan. Setelah menemukan meja depannya, berjalanlah ke sana dan mintalah untuk menemui seseorang yang dikenal sebagai “Sang Penjaga Keborosan”. Pegawai di depanmu tidak akan terlihat terpengaruh, bahkan sekilas tampak bosan, seakan-akan pertanyaan ini sudah umum sampai-sampai jadi kebiasaan. Dengan lunglai, mereka akan bangkit dan membimbingmu melalu lorong dari bangunan tersebut. Kau akan melihat berlusin-lusin benda yang menarik dan memikat mata, namun jangan sekalipun berhenti atau melambat untuk memeriksanya lebih rinci, atau sekelompok siswa yang mengikutimu akan mengambil kesempatan untuk menerkam, dan kau tidak akan pernah melihat dunia di luar sekolah tersebut lagi. Maka, tetaplah fokus mengikuti pegawainya.

Akhirnya, ia akan menuntunmu ke sebuah pintu dan mengisyaratkanmu untuk masuk. Lakukan, dan pintu itu akan tertutup lembut di belakangmu. Suara klik yang kau dengar adalah suara terkuncinya. Jangan mencoba untuk membukanya – para siswa tadi menunggumu di luar pintu kalau-kalau kau berhasil membukanya.

Kau menemukan dirimu berada di ruang kelas sejarah, namun ruang kelas itu lebih membosankan dari ruang kelas manapun yang pernah kau lihat. Tidak ada poster di tembok-tembok bercat kelabu, rak-raknya tiada berbuku, dan meja-mejanya jarang-jarang serta sedikit. Seorang guru duduk di meja depan, mengenakan seragam abu yang tidak mencolok, sedang memeriksa makalah. Perpaduan hal-hal tersebut membuatmu ingin jatuh tertidur, namun perhatikan – jika kau tertidur, mimpi buruk yang akan kau masuki tidak kan pernah berakhir. Jangan pula menyela pekerjaan Sang Guru – ia sudah merasa cukup terbebani akan gajinya, dan jika kau mengganggu ia mungkin akan membentak.

Sebaiknya, kuatkan dirimu dan duduklah. Di deret ketiga dari kanan, bangku kedua dari belakang. Duduk di tempat lain selajutnya akan membawamu pada kematian. Suara pergumulan akan terdengar di luar pintu, namun jangan menoleh ke arah sana – tidak satu siswa pun berharap untuk diperhatikan saat mereka masuk kelas, dan mereka semua sudah terlambat masuk. Cukup menatap lurus ke depan.

Entah bagaimana, mereka berhasil duduk tanpa ketahuan guru, dan pelajaran pun dimulai. Pelaksanaan pembelajaran itu hampir menyakitkan – pengajaran yang langsung pada intinya dan tanpa embel-embel. Sebuah buku catatan dan pensil telah muncul di atas mejamu – cepatlah mulai mencatat, jangan sampai guru itu memergoki dan tak meluluskanmu. Dan kau tidak ingin gagal di kelas ini, percayalah. Faktanya mereka terluka, namun jangan pernah menyakiti ataupun menyela.

Setelah beberapa saat, akan diumumkan adanya ulangan. Terimalah. Soalnya ditulis menggunakan bahasa dari planet lain, dan tentang tempat serta orang-orang yang kau pikir tidak pernah ada. Tetap tenang, tulis beberapa pertanyaan pertama dari catatanmu. Saat kau mencapai pertanyaan keempat, tepuklah pundak anak di depanmu dengan pelan. Diam-diam – kau tidak mau gurunya memergokimu – bertanyalah padanya, “Kapan seharusnya hal itu terjadi dulu?”

Anak itu akan melirik dengan gugup ke arah guru, lalu mencoret-coret sesuatu di selembar kertas dan memberinya padamu. Bacalah secepat mungkin dan ingat-ingat isi kertas tersebut – rincian tempat yang ditulis merupakan tempat dimana Objek-nya bersembunyi. Tapi tatkala kau mengedipkan matamu dari kertas itu atau bergerak, Sang Guru akan mengangkap basahmu, dan neraka akan menghampiri.

Ruang kelas tersebut akan diselubungi dengan kemewahan paling berat yang pernah kau lihat, dan semua siswa serta gurunya akan menujukkan sosok asli mereka. Rinciannya tak boleh dijelaskan, namun ketahuilah – mereka semua memiliki kekuatan serta kelemahan yang sama dengan manusia normal. Di seluruh sekolah, ilusi tadi telah terbongkar, dan kau harus mendapatkan objeknya – dimanapun ia berada – sebelum para siswa menangkapmu.

Pertikaian pun pecah. Gunakan cara apa saja yang ada untuk mendapatkan objek tersebut – kekerasan, pembunuhan, penipuan, tidak ada yang terlarang dan tidak ada yang keramat. Tidak akan ada konsekuensi atas perbuatanmu, namun jika ada, konsekuensi itu tidak mungkin lebih buruk dari apa yang akan terjadi jikalau para siswa tersebut berhasil membantingmu ke lantai. Pergilah ke tempat yang disebutkan, dan objek itu akan berkilau dengan jelas di antara kemewahan tersebut – sebuah paket kertas coklat sederhana yang diikat dengan benang. Ambil benda itu, kemudian pergilah ke kamar mandi terdekat. Berjuanglah di sepanjang jalan menuju kamar mandi, kemudian tutuplah pintunya. Pintu itu akan terkunci, dan tertahan, namun tidak dalam waktu yang lama.

Dengan cepat, lepaskan amplop yang ada di parsel dan lempar benda itu ke kamar kecil yang lain – tidak masalah dimanapun amplop itu mendarat selama tempatnya adalah di tembok. Amplop itu akan menarik perhatian mereka, maka kau mungkin akan ingin mengulur waktu sebanyak mungkin. Nyalakan air panas di dua westafel dan air dingin di wastafel satunya lagi. Lalu, dengan pintu yang digedor teramat keras seakan mengebor kepalamu, temukan beberapa pengering tangan. Ada tiga pengering tangan. Tarik napas dalam, dan tekanlah dengan keras tombol dari salah satu pengering tangan manapun yang kau suka.

Semuanya akan jadi hitam sebentar. Jika kau memencet nomor yang salah, kegelapan akan menghilang hanya agar kau mengalami apa yang hampir dilakukan para siswa padamu. Hal itu tidak pernah sama, namun selalu menyakitkan dan tak tertahankan, dan kau tidak akan tetap waras selama itu untuk menyaksikan kematianmu. Tapi, jika kau menekan tombol yang tepat, kau akan bangun dalam kondisi tergeletak di atas lantai di tempat pemberhentian bus setengah mil dari batas dari kota terbesar kedua yang pernah kau kunjungi. Duduklah, gosok matamu. Kau sendiri di sini, dan untuk sementara, selamat. Bukalah paketnya – ada banyak sekali lapisan di paket tersebut.

Tetaplah membukanya sampai kau menemukan lapisan dari kertas pembungkus berwarna hijau. Berhenti di sana dan lihatlah ke arah kirimu – sebuah pemantik api murah tergeletak di atas bangku, bersamaan dengan bus bertarif sedang yang menuju ke kota. Ambil keduanya, kantongi uangnya, dan kumpulkan kertas-kertas coklatnya dan ikatlah. Bakar kumpulan kertas tersebut- lapisan terakhir dari benda yang dibungkus hanya melindungi objek tersebut dari bungkusan coklatnya, dan kau ingin benda itu ada begitu kau akhirnya membukanya.

Saat kumpulan kertas coklat tersebut menjadi abu, bukalah lapisan terakhir dan buang. Sekarang kau memegang sebuah baterai ukuran D emas yang aneh. Cepatlah bangkit – busnya datang, dank au tidak ingin terlihat seperti orang bodoh dengan duduk di lantai pemberhentian bukannya di bangku.

Baterai itu adalah objek ke-80 dari 538. Baterai itu tidak akan pernah kehabisan daya, namun jika kau memasangnya ke perangkat apapun, perangkat tersebut tidak akan pernah hidup oleh baterai lain selain baterai emas tersebut.


Source: http://theholders.org/?Holder_of_Extravagance
Translate: Ambrosia Black
Picture: https://dark-zyros.artstation.com/projects/OAJx6

No comments:

Post a Comment