Saturday, October 20, 2018

SCARY STORY: THE PEEPHOLE


Seorang gadis berumur 15 tahun bernama Donna tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah kecil di pinggir kota. Sejak ibunya meninggal, Donna menggantungkan segalanya pada ayahnya. Mereka memiliki hubungan yang manis dan saling menyanyangi satu sama lain.

Suatu pagi, ayah Donna pergi untuk sebuah perjalanan bisnis. Sambil mereka menyantap sarapan, ayah Donna memberitahu Donna bahwa ia akan pulang larut malam. Setelah itu, ia mencium kening Donna, mengambil tas kantornya dan pergi keluar melalui pintu depan.

Kemudian pada hari itu juga, saat Donna kembali dari sekolah, ia mengerjakan beberapa PR dan menonton TV. Saat tengah malam tiba, ayahnya masih belum pulang, jadi
ia memutuskan untuk pergi tidur.

Malam itu ia bermimpi. Ia menemukan dirinya sedang berdiri di pinggir jalan raya yang ramai. Mobil-mobil serta truk-truk saling berdesing mengkhawatirkan. Ia melihat ke seberang jalan dan mendapati seseorang yang ia kenal berdiri di sana. Orang itu adalah ayahnya. Kedua tangannya melengkung di sekeliling mulutnya dan ia terlihat seperti meneriakkan sesuatu pada Donna, tapi Donna tidak bisa mendengar apa yang ayahnya katakan.

Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas, Donna mendengarkan dengan tegang. Mata ayahnya terlihat sedih. Sepertinya ia setengah mati ingin mengatakan sesuatu pada Donna. Donna akhirnya hampir berhasil menangkap kata-katanya: “Jangan… buka… pintunya…”

Tiba-tiba, Donna dibangunkan dari mimpinya oleh suara ketukan yang aneh.

Tuk tuk tuk.

Kemudian seseorang mulai membunyikan bel pintu di bawah.

Kring kring kring.

Donna bangkit dari tempat tidur dan memakai sandal rumahnya. Kemudian, dengan hanya mengenakan gaun malamnya, ia berlari menuruni tangga dan menghampiri pintu depan.

Lewat lubang intip di pintunya, ia melihat wajah ayahnya di luar. Ayah Donna menatap langsung padanya. Bel pintu terus berdering memaksa.

“Baik, tunggu! Aku datang!” seru Donna.

Ia memutar kunci dan hampir membuka pintunya namun ia berhenti.

Ia menatap ayahnya lewat lubang intip pintu sekali lagi. Ada sesuatu di raut wajahnya yang kelihatannya tidak beres. Matanya melotot. Ia terlihat ketakutan.

Donna mengunci kembali pintunya.

“Ayah!” teriak Donna melalui pintu. “Kau lupa kuncimu?”

Kring kring kring.

“Ayah, jawab aku!”

Kring kring kring.

“Apa ada orang lain yang sedang bersamamu?”

Kring kring kring.

“Kenapa kau tidak menjawab?”

Kring kring kring.

“Aku tidak akan membuka pintu sampai kau mengatakan sesuatu!”

Bel pintu terus berdering dan berdering, namun untuk beberapa alasan, ayah Donna menolak untuk menjawab tangisan putus asa anaknya.

Selama sisa malam, Donna yang ketakutan meringkuk di sudut lorong, tanpa daya mendengarkan bunyi dering bel pintu yang tak kunjung berhenti. Bel itu sepertinya berdering selama berjam-jam. Akhirnya, Donna tertidur dengan gelisah.

Saat fajar tiba, Donna terbangun dan menyadari segalanya terasa sepi. Pelan-pelan ia mendekati pintu dan mengintip lagi. Ayahnya masih di sana, menatap padanya.

Dengan hati-hati ia membuka pintu dan disambut dengan pemandangan yang memerangkapnya dalam kengerian yang tak terbayangkan.

Penggalan kepala ayahnya digantung dengan paku di atas pintu.

Ada catatan kecil menempel di bel pintu. Terdapat tulisan tangan yang buruk dan kasar di sana, yang berbunyi, “Gadis Pintar”.


Source: http://www.scaryforkids.com/the-peephole/
Translate: Ambrosia Black
Picture: https://www.flickr.com/photos/robertmontalvo/3192381100

No comments:

Post a Comment