Source : http://theholders.org/?The_Holder_of_Eternity
Translator : Ambrosia Perish
Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah di
sekitarnya yang bisa kau kunjungi. Saat kau sampai di meja depan mintalah untuk
mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penguasa Keabadian”. Keluhan
mungkin keluar dari dari si pegawai sambil melihat ke arahmu dengan penuh
kasihan. Mereka akan membawamu ke tangga yang mungkin kau duga akan membimbing
menuju ruang bawah tanah; tidak.
Saat
kau masuk semakin dalam dan semakin dalam ke dalam perut institusi, kau
akan mulai mendengar paduan teriakan. Awalnya teriakan itu masih dapat didengar, seolah berasal dari kejauhan, tapi saat kau mendekati akhir lorong, teriakan-teriakan akan semakin jelas dan semakin bergemuruh, hingga mereka berdengung dengan sangat keras seperti melahap semua keributan yang lain. Kegaduhan itu segera akan menjadi sangat menyakitkan, dimana kau akan merasakan desakan tanpa ampun untuk mencakar telingamu sendiri untuk mengusir kegaduhan tersebut; lawan desakan itu. Si pegawai, yang dengan tenang membiarkan hiruk-pikuk berlangsung, akan memperlihatkan padamu sebuah pintu. Secepat yang ia bisa, ia akan membukanya dan berlari, meninggalkanmu sendiri di lorong yang sempit dan gelap ini.
akan mulai mendengar paduan teriakan. Awalnya teriakan itu masih dapat didengar, seolah berasal dari kejauhan, tapi saat kau mendekati akhir lorong, teriakan-teriakan akan semakin jelas dan semakin bergemuruh, hingga mereka berdengung dengan sangat keras seperti melahap semua keributan yang lain. Kegaduhan itu segera akan menjadi sangat menyakitkan, dimana kau akan merasakan desakan tanpa ampun untuk mencakar telingamu sendiri untuk mengusir kegaduhan tersebut; lawan desakan itu. Si pegawai, yang dengan tenang membiarkan hiruk-pikuk berlangsung, akan memperlihatkan padamu sebuah pintu. Secepat yang ia bisa, ia akan membukanya dan berlari, meninggalkanmu sendiri di lorong yang sempit dan gelap ini.
Ini
akan jadi kesempatan terakhirmu untuk lari. Jika kau memutuskan untuk
melanjutkan, buka pintunya; rintihan menusuk itu akan berhenti secara mendadak,
membiarkan telingamu berdenging. Ruangan yang akan kau masuki akan diselubungi
oleh kegelapan yang nyata yang melahap hampir semuanya kecuali sebuah tembok
yang jauh. Di belenggu tembok itu terdapat sesosok kurus kering tertutup cambuk
yang kasar. Ia akan menatap secara langsung ke arahmu dengan seringai gila
terekat di wajahnya, terlihat tidak terganggu oleh lukanya yang bernanah dan
sebuah pisau bedah yang tertumbuk di dadanya. Satu-satunya cara untuk
menyekamatkan dirimu dari orang yang dirancang kegelapan ini adalah bertanya
“Siapa yang membuat mereka?”.
Ia
akan terkekeh dengan gaya seperti pergolakan kematian seekor binatang sebelum
menanggapi. Ceritanya akan jadi cerita yang paling mengerikan yang pernah kau
dengar, melebihi konsep primitif seperti rasa sakit dan kematian. Cerita itu
akan menggali lebih dalam ke sari kejahatan; pikiran-pikiran lemah akan gila
mendengarnya.
Saat
ia selesai, terserah kau untuk membebaskan orang ini dari bebannya yang
mengerikan. Ambil pisau bedahnya dan ia akan merasakan tak suka, sekali salam
kesengsaraannya, sebelum menjadi sunyi... selamanya.
Pisau
bedah tersebut adalah objek ke-3 dari 538. Terserah padamu jika sisanya harus
dilindungi atau dihancurkan.
No comments:
Post a Comment