Ide
tentang dunia paralel bukanlah hal yang baru, namun dalam permainan “Memutus
Tali Hubungan” ini sedikit berbeda—tidak bisa dibilang dunia paralel dan lebih
mengarah ke… bisa dibilang, rumah dengan dua lantai. Di rumah berlantai dua
ini, setiap lantainya sangat identik satu sama lain; perabotan yang sama,
prinsip tatanan yang sama, dan dekorasi yang sama. Penghuni-penghuninya pun
sama—ada kau, di lantai yang kau tinggali, dan kemudian ada Tiruan-mu, yang
hidup di lantai satunya. Saat kau melihat ke cermin, kau melihat lantai yang
satunya itu. Kau pun melihat Tiruan-mu.
Ada
satu perbedaan di antara kedua lantai tersebut, dan sebenarnya sesuatu… Tuhan
hidup di lantai itu. Si Tiruan yang tinggal di sana tidak bisa melihat-Nya…
namun Beliau di sana. Melihat. Mengawasimu melalui Tiruan-mu, karena segala
sesuatu yang kau lakukan
juga dilakukan oleh Tiruan-mu. Tuhan melihat semuanya, memberimu hukuman jika itu memang diperlukan.
juga dilakukan oleh Tiruan-mu. Tuhan melihat semuanya, memberimu hukuman jika itu memang diperlukan.
Kau
bisa melarikan diri dari pengawasan-Nya… namun harganya sangat tinggi.
Pemain:
-
Satu pemain.
Yang dibutuhkan:
-
Sebuah cermin.
-
Kamar yang gelap.
-
Lampu dengan saklar.
Instruksi:
1. Mulai
kapan saja. Sebaiknya pada malam hari.
2. Siapkan
ruanganmu: Tutupi jendelamu dengan baik; tidak sedikit cahaya pun boleh masuk,
termasuk lampu jalan dan cahaya bulan. Siapkan cerminmu. Pastikan lampu dan
saklarnya bekerja dengan baik. Untuk saat ini biarkan lampunya menyala.
3. Berdirilah
di depan cerminmu.
4. Tatap
pantulan bayanganmu di cermin.
5. Itu
bukanlah pantulan bayanganmu. Itu adalah Tiruan-mu. Tataplah Tiruan-mu di
cermin. Tataplah Tiruan-mu tepat di matanya.
6. Sadarilah—jangan
hanya berpikir; sadari—bahwa kau
tidak melihat dirimu sendiri. Sadarilah bahwa kau melihat Tiruan sempurna dari
dirimu sendiri. Sadarilah kau terikat dengan Tiruan-mu, dan Tiruan-mu pun
terikat padamu—tapi sadarilah juga bahwa Tiruan-mu berbeda denganmu, dua
makhluk yang terpisah, perwujudan miliknya sendiri. Sadarilah dengan pasti.
Sadarilah bahwa itulah kenyataannya.
7. Saat
kau telah benar-benar menyadari semua itu, matikan lampunya.
-
CATATAN:
Jika kau tidak berhasil menyadarinya, JANGAN DILANJUTKAN.
8. Tunggulah.
Tidak pasti sampai kapan kau harus menunggu; cukup tunggu saja sampai kau
merasa tepat untuk tidak lagi menunggu. Kebanyakan pemain menunggu sampai dua
menit. Kau mungkin akan menunggu lebih lama. Kau mungkin akan menunggu lebih
singkat.
9. Nyalakan
kembali lampunya.
-
Jika bayanganmu masih ada:
Ritualnya telah gagal. Tidak disarankan untuk mencobanya lagi.
-
Jika bayanganmu menghilang:
Ritualnya berhasil. Tidak perlu dicoba lagi.
Hadiahnya:
Jika
ritualnya berhasil, kau telah memutus “tali hubungan”—ikatan—antara dirimu dan
Tiruan-mu. Tiruanmu tidak akan meniru semua gerakanmu. Kau tidak akan diawasi
lagi. Kau boleh melakukan apa saja yang kau mau, dan kau tidak akan menghadapi
balasan apapun atas perbuatanmu.
Harganya:
Di
tempat pemutusan, “tali hubungan”-nya akan mulai membusuk—di salah satu sisi,
dan hanya di satu sisi. Tidak ada yang tahu di sisi mana talinya akan membusuk;
pembusukannya bisa saja di sisimu, atau bisa saja di sisi Tiruan-mu. Di sisi manapun
itu, saat mencapai dirimu yang mana saja, pembusukannya akan mulai melahap
jiwanya. Mereka akan berubah pucat dan lemah, penyakit mengoyaknya luar dalam,
mengutuknya selamanya.
Jika
Tiruan-mu jatuh membusuk, kau akan terbebas.
Jika
pembusukannya datang padamu…
Kau
tak akan bebas.
Perihal Si Tiruan:
Jangan
anggap Tiruan-mu bukan dirimu.
Jika
suatu hari kau merasa sakit—merasa seperti dibayangi sesuatu—lihatlah ke
cermin.
Apakah
bayanganmu ada di sana?
Jika
tidak, Kau yang lain mungkin sudah memutus tali hubungannya…
…Dan
kau yang membayar harganya.
Source: https://theghostinmymachine.com/2017/08/09/the-most-dangerous-games-sever-the-cord/
Translate: Ambrosia Perish
No comments:
Post a Comment