Monday, March 12, 2018

THE HOLDERS SERIES: 69. HOLDER OF THE MIND


Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau klinik rehabilitasi. Mendekatlah ke meja depan, dan minta untuk bertemu dengan seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Pikiran”. Pegawai di sana akan menunjukkan ekspresi enggan cukup lama yang akan mereka pertahankan cukup lama sehingga nyaris tak terlihat. Kemudian, kau akan dituntun menuju sebuah lorong, yang berakhir di depan tangga. Si Pegawai akan meninggalkanmu di sini.

Naiki tangga tersebut. Anak-anak tangga tersebut panjangnya akan terasa seperti bermil-mil. Kapanpun jika kau tersandung, atau kau beristirahat, bahkan walau itu sebentar saja, pikiranmu dengan cepat akan kehilangan kesadarannya hingga memudar seluruhnya. Jika setelahnya kesadaranmu kembali, kau mungkin menemukan dirimu berada di tempat
manapun yang biasa kau panggil rumah, dan institusi yang kau datangi akan benar-benar hilang dari keberadaan. Jika keadaan ini terjadi, bersyukurlah pada makhluk manapun yang kau panjati doa karena kemungkinan yang paling tak mungkin terjadi telah terjadi. Jika kesadaranmu tidak kembali, maka kau masih beruntung kau tidak terbangun untuk menyaksikan dirimu berada di tempat dimana pendahulu yang bernasib lebih naas datang.

Saat akhirnya kau mencapai puncak tanggak, kau akan menemukan dirimu berada di sebuah koridor usang, yang terlihat seperti salah satu bagian dari bangunan berlantai tinggi. Dinding di sebelah kirimu akan memiliki banyak pintu. Jangan buka satupun dalam keadaan apapun, tidak peduli sensasi apa yang kau rasakan yang mendesakmu melakukannya. Perasaan ini hampir tidak lebih dari tipuan dasar. Pintu-pintu tersebut memenjarakan bagian jiwamu yang memang sebaiknya dikurung; membebaskan mereka sekarang merupakan kesalahan fatal. Dinding di sebelah kananmu seluruhnya terbuat dari kaca. Dengan menengok ke jendela besar ini, kau akan melihat sebuah tempat dimana kau dilahirkan, meskipun jendela itu benar-benar kosong dan tidak berkehidupan.

Berjalanlah di lorong tersebut. Panjang lorong tersebut berubah-ubah, jadi ini mungkin akan memakan waktu lebih lama dari menaiki tangga barusan. Di ujung lorong, kau akan melihat sebuah pintu ganda. Tidak seperti pintu-pintu lain di lorong, kau harus membuka yang satu ini, biarpun kau mungkin merasa enggan untuk melakukannya. Ini alami: pikiranmu masih mencoba melindungimu. Atasi perasaan tersebut, dan berjalanlah ke dalam kegelapan di balik pintu. Tak lama kemudian, sebuah titik cahaya akan menyala dari suatu tempat di kegelapan di atasmu, dan segala hal yang diterangi titik cahaya tersebut akan terlihat jelas. Lewat refleksi cahaya ini, kau bisa melihat sekelilingmu samar-samar diterangi. Akan lebih baik untukmu untuk tidak melihat lebih dekat pada sosok yang bergerak di luar biasan cahaya tadi.

Lingkaran-lingkaran di atas tanah akan memberitahumu bahwa kau sedang berada di dalam sejenis tenda sirkus, berdiri di dalam gelanggang utama. Di seberangmu, berdiri seorang pria gempal berpenampilan flamboyan, mengenakan topi mengkilat yang membayangi indra penglihatannya, menghalangi matanya itu dari pandangmu. Tanyai dia, “Apa bagian dari diriku yang telah mereka sembunyikan?” Berbicaralah dengan jelas, dan yang lebih penting, berbicaralah dengan keras. Berbicaralah setegas kau memanggil beribu kerumunan orang, atau si pemimpin sirkus di depanmu harus menyingkirkanmu dari panggung dengan cara tertentu untuk menyenangkan makhluk-makhluk yang sedang menonton. Selera hiburan mereka sangat bertolak belakang dengan manusia manapun; semoga kau tidak mengetahuinya.

Jika kau memuaskan si pemimpin sirkus, ia akan meletikkan cambuknya. Suara cambuk itu benar-benar sangat keras, dan akan dibarengi oleh kilatan cahaya yang membutakan. Ia akan menghilang, dan di tempatnya berdiri tadi, akan muncul dua orang lain. Di sisi kirimu akan berdiri seseorang yang kau benci: seseorang yang benar-benar kau benci lebih dari siapapun yang kau tahu. Di sebelah kananmu, seseorang yang paling kau cintai. Hidup atau mati, orang-orang ini akan muncul dengan nyata di hadapanmu.

Dekati musuh fanamu, dan tanpa kata, ia akan memberimu sebilah pisau. Kau akan merasakan tekanan yang sangat kuat untuk menancapkan pisau itu ke dadanya – kau harus melawan desakan ini apapun yang terjadi. Sebaliknya, kau harus menggunakannya untuk menusuk jantung orang yang kau cintai. Mereka akan sepenuhnya sadar, dan akan berteriak tanpa henti agar kau menyudahi hal itu, menangis sambil bertanya mengapa. Jangan mendengarkannya, dan jangan ragu akan tugasmu, karena para hadirin berharap melihat pertumpahan darah dari orang yang lemah, dan kau tidak ingin membuktikan bahwa kau adalah kandidat yang tepat.

Ambil jantungnya, dan lemparkan pada si pemimpin sirkus yang berdiri di belakangmu. Kemudian ia akan memberitahumu secara rinci pikiran pertamamu yang memaksamu untuk melakukan perjalanan ini, dan segala keadaan lain yang mendukung hal tersebut. Untuk beberapa alasan, pengetahuan tak terungkapkan yang menggantikan susunan pikiran yang selama ini salah mampu membuat mereka berputus-asa dan menikamkan pisau itu ke dada mereka sendiri. Jika kau melawan godaan ini, penglihatanmu akan menggelap, dan kau akan kembali tersadar di suatu tempat dimana kau lahir. Pisau yang tadi kau gunakan akan tergeletak di sampingmu. Pisau itu akan selamanya kasar dan ternoda akan darah dari semua jiwa yang telah kau akhiri.

Pisau tersebut adalah objek ke-69 dari 538. Kini kau tahu mengapa kau memulai semuanya. Jika mereka bersatu, kau yang akan bertanggung jawab.


Source: http://theholders.org/?Holder_of_the_Mind
Translate: Ambrosia Perish

1 comment: