Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah
rehabilitasi yang bisa kau temui. Saat kau mencapai meja depan, mintalah untuk
mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Peta”. Pria atau
wanita di meja depan tersebut tidak akan mengangkat wajahnya dari bahan
bacaannya; coba ingat nomor halaman yang sedang dibaca olehnya. Ulangi
permintaanmu sekali lagi dengan tegas. Ia akan mendongak, merasa kesal. Mereka
akan berkomentar sinis. Jika kau mendengar, “Lagi-lagi orang bodoh,” kau sudah
menemukan tempat yang benar. Jika ada komentar lain, ia berbohong padamu.
Orang
itu akan mulai mengarahkanmu. Kau tidak akan bisa mencatatnya, tidak peduli
seberapa keras kau mencoba. Jika kau tidak mematuhi petunjuknya dengan benar,
kau akan
tersesat. Kau akan menemukan dirimu berapa di luar institusi; dan ini akan jadi nasib terburuk yang bisa kau bayangkan. Jika kau mengikuti petunjuknya, kau akan mendengar suara yang terdengar seperti ribuan tangan sedang menulis. Suara ini akan semakin mengeras ketika kau makin dekat dengan tujuanmu. Bila suara ini berhenti, bernapaslah dalam-dalam dan teriakkan informasi apapun yang kau punya tentang dimana kau memulai, beserta petunjuk arahnya. Suara menulis tadi seharusnya mulai terdengar lagi. Jika tidak, kau akan kembali ke garis awal dan harus memulainya lagi. Jangan tersesat.
tersesat. Kau akan menemukan dirimu berapa di luar institusi; dan ini akan jadi nasib terburuk yang bisa kau bayangkan. Jika kau mengikuti petunjuknya, kau akan mendengar suara yang terdengar seperti ribuan tangan sedang menulis. Suara ini akan semakin mengeras ketika kau makin dekat dengan tujuanmu. Bila suara ini berhenti, bernapaslah dalam-dalam dan teriakkan informasi apapun yang kau punya tentang dimana kau memulai, beserta petunjuk arahnya. Suara menulis tadi seharusnya mulai terdengar lagi. Jika tidak, kau akan kembali ke garis awal dan harus memulainya lagi. Jangan tersesat.
Di
tempat yang kau tuju kau akan melihat sebuah pintu dengan kunci elektronik,
nomor-nomornya ternoda oleh darah. Segeralah berhenti dan kau akan mendengar
tawa kecil. Jangan menoleh ke belakang. Sebuah suara akan mulai berbicara
dengan nada yang memekakkan telinga. Abaikan suara tersebut dan bisikkan satu
pertanyaan: “Dimanakah aku akan berakhir?” Ia akan mulai menceritakan sebuah
medan perang kuno dalam rincian yang mengerikan. Di titik ia berhenti bicara,
masukkan nomor halaman yang dibaca resepsionis tadi pada kunci elektroniknya.
Kau akan terbangun di gereja terdekat. Dan kau akan berbaring di atas sebuah
peta.
Peta
ini adalah objek ke-70 dari 538. Benda itu akan membimbingmu kemanapun kau
ingin pergi, kecuali ke tempat lembaran yang lain berada
.
Source: http://theholders.org/?Holder_of_the_Map
Translate: Ambrosia Perish
A/N: Holla, teman-teman! Pagi yang cerah untuk update kan? Hahaha. Padahal kemaren-kemarennya ngaret setengah mampus tapi sekarang antusias banget. Aku sengaja update pagi-pagi karena sebentar lagi aku mau pulang kampung untuk merayakan hari raya Nyepi bersama keluarga dan akan tinggal di sana sampe Minggu sore. Daaan bisa dipastikan sinyal di sana sucks as hell. Untuk teman-teman pembaca yang beragama Hindu, aku ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 (cmiiw). Semoga perenungan di hari itu memberi kebaikan untuk kita semua. Ciao. <3
Gegara tau kalo am translate the holder langsung meluncur kemari :') semangat ambrosia translate the holder nyaaa :'*
ReplyDeleteAwww thank you kak Oktaaa. ><
Delete