Friday, February 22, 2019

THE HOLDERS SERIES: 87. HOLDER OF YOUTH


Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah seseorang untuk memanggil dirinya “Sang Penjaga Masa Muda”. Si Pegawai akan tersedak menahan tawa kekanakannya dan bangkit dari kursinya, mengisyaratkanmu untuk mengikutinya. Lakukan, namun jangan menunjukkan emosi apapun selain kesebalan, karena banyak makhluk sedang mengintaimu, menunggu kesempatan untuk menghapus pikiranmu dan membuatmu memenuhi perintah jahat mereka. Si Pegawai akan membimbingmu melalui bangunan, melompat dengan riang di sepanjang jalan dan menyusuri lorong seenaknya. Tidak perlu kau mencoba untuk mengingat jalannya, karena hal itu tidak ada gunanya. Setelah perjalanan yang terasa seperti berjam-jam, ia akan berbelok ke sebuah ruangan
kosong dan berhenti mendadak, mengumumkan bahwa kau telah sampai. Ikuti dia dan tutup pintu dengan mantap, lalu menyingkirlah. Ia akan menunggu, berayun perlahan di atas tumitnya, kemudian melompat ke pintu, membukanya sambil menyeringai lebar.

Di luar pintu, terhampar sebuah padang rumput yang subur, yang sesak akan semangat dan kehidupan. Ikuti pemandumu melewati ambang pintu dan berhentilah dimanapun ia berhenti. Ia lalu akan melihat sekeliling dengan gugup, dan mencondongkan tubuhnya padamu dengan kegelisahan di matanya; ia akan mengatakan satu kata yang aneh, dan pergi, meningalkanmu melalui pintu dan menutupnya. Kau harus memastikan bahwa kau tidak melupakan kata tadi.

Berjalanlah ke depan dengan langkah yang kaku dan tegar, dengan tetap memasang roman muka marah di wajahmu; penjaga-penjaga di tempat ini tahu kau tidak berasal dari sini, namun mereka terlalu takut untuk menyerang… untuk saat ini.

Tetaplah berjalan sampai kau menemukan hamparan bunga yang membentuk cincin, dan melangkahlah ke dalam lingkarannya. Bunga-burnga akan langsung melayu, kecuali di sedikit bagian tertentu. Pergilah ke arah sana, dan hanya ke sana, sebanyak 44 langkah, kemudian berhenti, belok kanan, dan maju 44 langkah lagi. Saat kau berhenti untuk yang kedua kalinya, berbaliklah sepenuhnya. Kau seharusnya berada di hutan lebat yang menghijau. Jika tidak, maka para penjaga tempat ini telah mengumpulkan keberaniannya, dan tidak ada satu kuasapun di tempat ini yang akan mencoba menyelamatkanmu.

Tatkala kau tiba, segeralah mundur tiga langkah; kau akan bersandar pada sebuah pohon besar. Sulur-sulur dan dahannya akan meliliti tubumu dan menahanmu di sana, namun jangan melawan. Tidak peduli seberapa erat mereka menekanmu, kau tidak boleh memperlihatkan wajah kesakitan, namun tetaplah membelalak ke depan, agar pohon itu tidak memutuskan untuk menghancurkanmu. Saat pohon itu berhenti tumbuh, beberapa anak kecil akan menghambur dari semak, tertawa dan bermain, tak sadar akan keberadaanmu, dan membentuk lingkaran di sekliling pohon.

Sambil mereka menari, mereka akan bernyanyi dengan suara yang menyenangkan, lagu anak-anak yang naif, membuat pohon-pohon di sekitar mereka bergetar tertawa. Apapun yang terjadi, jangan berbicara atau melunakkan wajahmu, tapi tunggulah sampai mereka berhenti sebentar dan duduk untuk beristirahat. Salah satu dari mereka akhirnya menyadari dirimu, dan bertanya apa yang sedang kau lakukan di sana. Bilang pada mereka kau ingin bertemu Bapa, dan mereka akan terkesiap serentak. Jika mereka mulai tertawa geli, maka kematianmu akan segera datang, dibawa oleh makhluk-makhluk yang rupanya tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Katakan lagi pada mereka dengan tegas bahwa kau ingin bertemu Bapa, dan pemimpin mereka akan menundukkan kepalanya dengan murung, menggumamkan apa yang ia tahu padamu. Ia akan berdiri dan berjalan pergi, meninggalkan anak-anak lain bersamamu. Mereka akan mulai berbicara, pada sesamanya dan padamu, namun kau tidak boleh menatap mereka, mendengarkan mereka, atau memikirkan apapun yang mereka katakan padamu; mereka cuma ingin memecahkan topeng dinginmu dan menghindari hukuman. Jika pembicaraan mereka berhenti, menggeramlah pada mereka, “Berhenti merajuk dan bermainlah sendiri.” Kau harus terdengar semengancam mungkin , dan mereka akan mulai bercakap kembali; tidak ada yang tau apa yang terjadi jika mereka tetap diam.

Ketika anak kecil sebelumnya akhirnya tiba, ia akan duduk kembali, dan sosok berkeriput yang tinggi akan muncul dari semak belukar. Ia akan menatapmu, dengan wajah sebal yang suram menyamai ekspresimu, dan ingin tahu alasanmu datang kemari, dibanding datang ke tempat lain. Melotot padanya dan tanya, “Memangnya itu penting?” Sosok itu akan menghela napas muram, dan mulai mengomel panjang lebar tentang kebodohan masa muda; tetap diam, karena ia tidak menyukai interupsi. Akhirnya saat ia mereda, ia akan bertanya lagi kenapa kau di sini. Tanyalah padanya, “Makhluk apa mereka sebelum ini terjadi?”

Mata pria tua itu akan berkilat oleh rasa pengertian, dan ia akan duduk di batu terdekat dan mulai berbicara. Ia akan memberitahumu, dalam segala rincian yang ada, makhluk apa saja mereka dari waktu ke waktu, saat masih terdapat serpihan kebaikan di dalam sesuatu yang mereka simpan. Ia akan menjelaskan, dengan suara yang berat, waktu-waktu yang lebih tenang, dan memberitahumu peristiwa yang memijarkan keruntuhan mereka.  Setiap penghinaan, setiap delusi, setiap mimpi yang hancur akan ditelanjangi oleh kata-katanya. Seraya ia berbicara, hutan lebat menghijau di sekitarmu akan menghitam, dengan tanah kering, pohon-pohon membusuk, tetumbuhan setengah terurai dan tercemar; jangan mengubah ekspresi, dan tahan pandanganmu pada pria itu.

Kisahnya akan berakhir dengan “Lihat apa yang telah mereka lakukan pada anak-anakku?” Figur-figur kecil yang tadinya duduk di sekitarmu kini telah berubah menjadi mayat-mayat borok, mereka semua memandangmu dengan kilatan kesedihan di wajah mereka yang membusuk, memohon untuk dibebaskan. Mereka semua akan berdiri, dan berlari kecil ke arahmu, sementara Bapa mereka mengatakan padamu bahwa rasa lapar mereka harus terpuaskan. Sekarang, dengan suara terkerasmu, teriakkan satu kata yang diberitahukan padamu saat kau tiba tadi. Jika kau lupa, atau salah sebut, maka kau akan menghabiskan sisa keabadianmu sebagai makanan dari anak-anak itu.

Katakan dengan tepat, dan mereka akan jatuh ke tanah, mencengkeram telinga mereka, dan belukar yang menahanmu di pohon akan hancur. Ambil potongan kayu terbesar yang bisa kau temukan, berlarilah ke arahnya, dan tusuk lehernya dengan kayu itu. Sambil ia tersedak oleh darahnya sendiri, ia akan mengacungkan setangkai bunga mawar tinggi-tinggi. Ambil mawar itu dari tangannya, saat kegelapan menyelimutimu, mencekikmu dan memaksamu mati seperti dia.

Begitu paru-parumu terasa seperti akan meledak, kau akan menemukan dirimu sedang berada di pintu dari tempat yang kau sebut rumah, menghirup udara dan mencengkeram bunga dalam genggaman lembabmu.

Mawar itu adalah objek ke-87 dari 538, Kenangan Nestapa. Mawar itu melambangkan kemurnian yang pernah ada, namun tidak akan pernah bisa kembali lagi.



Source: http://theholders.org/?Holder_of_Youth
Translate: Ambrosia Black
Picture: https://es.best-wallpaper.net/Pink-rose-stones-black-background_wallpapers.html

No comments:

Post a Comment