Friday, October 13, 2017

THE HOLDERS SERIES: 62. HOLDER OF SALVATION



Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah tanpa ragu untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Pemegang Keselamatan”. Petugas itu akan memberi senyum penuh arti dan mengisyaratkanmu untuk mengikutinya. Kau akan dibawa keluar menuju sebuah sumur yang tua dan terbengkalai dengan beberapa batu penyusun yang hilang, dan petugas tadi akan memberimu sebuah kunci sebelum kembali ke posnya.

Jika kau melihat ke dalam sumur, kau akan menemukan sebuah tangga tua berkarat terbentang turun ke arah kedalaman yang seolah tanpa batas. Jika kau memilih untuk turun, kau akan mendengar suara angin bertiup melewatimu. Mungkin saja menurutmu
terdengar seperti kidung surgawi, atau raungan mengerikan dari yang terkutuk. Tidak ada cara untuk mengetahui yang mana yang akan kau dengar. Jika anginnya berhenti kapanpun, diamlah, meskipun kau sedang tergantung dengan satu tangan, karena makhluk yang mengerikan tidak terkatakan sudah memasuki lubang. Jika kau benar-benar sangat diam, dan sangat beruntung, kau akan merasakan angin karena makhluk itu melewatimu. Tetapi, jika kau mendengar geraman buasnya, akan sangat bijak untuk membiarkan dirimu jatuh, dan berharap kau mencapai dasar lubang ini sebelum makhluk itu mencapaimu.

Setelah makhluk buas itu lewat, tunggu waktu yang tepat untuk turun lagi. Kau akan segera kehilangan pemandangan dari jalan masuk. Jangan repot-repot menyalakan sesuatu karena kegelapan lubang tersebut menelan segala bentuk cahaya. Setelah lama sekali, kau akan mencapai dasar lubang, dan merasakan sentuhan cahaya, karena di sana terdapat sebuah lilin kecil.

Ketika kau melihat sekeliling, kau akan melihat bahwa kau berada di sebuah ruangan kecil, yang hanya sedikit lebih lebar dari lubang sumur yang baru saja kau berhasil lewati. Akan ada sebuah pintu kayu, yang tidak mencolok dan tua, di seberang tempat kau mendarat. Tidak perlu mencari tangga tadi, karena tangga itu telah lenyap. Dekati pintu itu dan ketuk sebanyak tiga kali, dengan pelan. Jika kau tak mendengar apapun, berdoalah untuk kematian yang cepat, karena tidak ada jalan untuk melarikan diri dari apa yang menantimu sekarang. Tetapi, jika kau mendengar suara perempuan berkata, “Masuklah, sayang, aku sudah menunggumu” maka bukalah pintu itu dan masuklah dengan perlahan.

Kau akan menemukan dirimu berada dalam sebuah ruangan yang tidak lebih besar dari lemari. Seorang wanita yang muda dan cantik duduk di seberangmu, di atas sebuah peti tua. Ia hanya akan menjawab satu pertanyaan: “Jika mereka bersatu, apa yang bisa menyelamatkan kita?” Ia akan lanjut menjelaskan, dalam rincian yang mengerikan, satu-satunya jalan untuk menghentikan mereka saat mereka bersatu nanti. Banyak orang menyerah di ruangan ini, namun kau tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Karena bila kau melakukannya, wanita itu akan mengungkapkan wujud aslinya, dan kematianmu akan terjadi secara perlahan dan menyakitkan diluar ukuran makhluk fana. Jika kau berhasil, wanita itu akan melepaskan ratapan yang menyakitkan dan menghilang, meninggalkan petinya. Kunci yang diberikan tadi padamu akan membukanya.

Benda di dalam peti itu adalah objek ke-62 dari 538. Terserah padamu jika benda itu harus bergabung dengan keluarganya.

Seperti kisah yang diceritakan wanita itu, biarkan perlindungan ini melawan keputusasaan. Jika apa yang ia katakan terjadi, tiga dari Yang Terbinasakan akan selamat dan lahir kembali.


Source: http://theholders.org/?Holder_of_Salvation
Translate: Ambrosia Perish

6 comments:

  1. Hmm, agak sulit buat mahami yang 2 terakhir,, gtapi tetep like dahh...
    Maap baru sempet berkunjung :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita cuma bakal paham setelah ngomong sama cewek itu sih :')

      Delete
  2. Pernah nyoba iseng tanya ke rsj di jogja, kayak bingung dianya dan gw pergi :v, masih sayang nyawa kalo beneran :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh lu beneran nyoba bro? :v.
      Jogja lagi, berarti kita sekota dong

      Delete
    2. Masih untung gak dianggap pasien ama tuh petugas.

      Delete