Sunday, February 5, 2017

THE HOLDERS SERIES : 42. HOLDER OF STAR


Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah sakit dan bertanyalah tentang seseorang yang menunjuk dirinya sebagai “Pemegang Bintang” di meja utama. Si pegawai akan menatap ke dalam matamu dengan tatapan sombong menghina untuk beberapa detik. Jika ia tidak melihat keteguhan hati dalam matamu, ia akan tertawa dengan congkak. Bila ia melakukannya, larilah, atau penjaga akan menahanmu dan menguncimu dalam sebuah sel sempit dimana kau akan mendengar suara tawa pria saat kau terjaga dan tertidur sepanjang hidupmu. Jika ia melihat kebulatan tekad di matamu, ia akan berdiri dan memandumu turun ke lorong. Ia akan berhenti di sebuah pintu sel dan memberimu kuncinya, tanpa mengatakan apapun dan berjalan pergi. Dengan kunci di tangan, genggam pegangan pintunya dan putar perlahan; tidak terkunci.
Alih-alih sebuah sel di balik pintu, malah terdapat lorong, bercahaya remang. Masuki koridor tersebut kemudian tutup dan kunci pintu di belakangmu. Saat kau menyusuri lorong ini, kau akan mendengar tawa anak-anak kecil bermain berbaur dengan lagu-lagu pujian yang menghangatkan hati dari biarawan asing. Dengan cepat tawa tersebut akan menjelma menjadi teriakan dan nyanyiannya menjadi sumpah-serapah. Selama kau mendengar suara-suara berisik mengerikan ini kau selamat, tapi jika keberanianmu goyah, dan secuil ketakutan menguasaimu di koridor ini, suara-suara itu akan berhenti. Dan bila ini terjadi, tutuplah matamu dan berdoalah agar makhluk menyeramkan yang baru saja terbangun akan mengambil hidupmu cukup di gigitan pertama. Jika kau berhasil di koridor ini, kau akan mencapai sebuah pintu kecil yang terkunci. Cahaya akan meredup di sekelilingmu sampai satu-satunya yang bisa kau lihat adalah pintu itu. Masuklah ke dalam sel kecil gelap gulita melalui pintu. Di dalam ada seorang pria bertudung berjubah merah. Ia memegang lilin dan tetap menutup matanya sambil bernyanyi. Ia duduk di tengah lingkaran pentagram yang digambar dengan darah merah yang mengkilap. Bau amis yang dihasilkan darah tersebut akan menyebabkanmu muntah, namun jangan berani melakukan lebih dari itu. Di depan pria itu ada sebuah batu membara. Jangan menatap batu ini secara langsung dalam waktu yang lama, atau panas dari batunya akan membungkus pikiranmu dan mengirim ragamu ke dalam keabadian berapi. Daripada itu, tataplah lilinnya dan dengarkan si pria tua.
Ia merespon hanya pada satu pertanyaan: “Apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka?” Pria itu akan berhenti menyanyi, dan akan memberitahumu lima nama dan lima pertanyaan. Ia akan menerangkan padamu bahwa kau harus belajar sendiri tentang mana yang cocok dengan yang lainnya. Kemudian ia akan mencolekkan jari telunjuknya pada darah di lingkaran pentagram dan menggambar sebuah rumus di dinding. Sebuah kunci, ditambah sebuah buku, ditambah sebuah pena bulu, ditambah sebuah coretan kata yang tidak terbaca, sama dengan sebuah buku terbuka dengan tiga buah oval yang digambar di sekelilingnya. Pria itu akan terkekeh dengan hangat dan kembali ke tempat duduknya. Ia akan memberimu batu yang masih panas tadi dan dari balik jubahnya ia menarik keluar sebentuk jantung yang masih berdenyut. Dengan segala kekuatanmu, hancurkan organ itu sampai tak bisa bergetar lagi. Di dalam gumpalan penuh daging tersebut kau akan menemukan sebuah pulpen fountain antik. Saat kau lihat lagi, kau akan menemukan si pria tua tewas, dengan ketenangan memenuhi wajahnya. Berilah pria ini penghormatan terakhir dengan menutup matanya yang selalu seperti kaca, dan tinggalkan ruangan. Tadinya ia adalah Sang Pemegang, dan wajahnya menipu. Jika kau menyentuhnya lagi, kau akan menjadi salah satu biarawan terkutuk itu untuk selamanya. Kegelapan akan menyapumu dan, saat kegelapannya menjadi terang, kau akan menemukan dirimu berada di luar rumah sakit.
Kau akan mendapati tinta merah pulpen itu tak pernah perlu diisi ulang. Walau tintanya tidak berbau seperti darah, kau akan menyadari bahwa tinta itu adalah darahmu yang dikuras melalui pulpen ke atas kertas. Jika kau mengijinkan objek ini dihancurkan, kematian perlahan akan menimpamu. Selama kau memegang benda ini, kau akan mendengar bisikan lagu-lagu pujian di belakang pikiranmu sampai kau mati atau melakukan tawaran mereka.
Pulpen ini adalah objek ke-42 dari 538. Benda itu ingin kau menulisi buku terkutuk dengan darahmu sendiri. Melakukan hal ini adalah kebodohan. Itu pilihanmu untuk melanjutkan pekerjaan mereka, atau menghancurkan kesempatan dari objek-objek tersebut bersatu kembali.


Source : http://theholders.org/?Holder_of_the_Star
Translate : Ambrosia Perish

Lihat The Holders Series yang lain di sini.

2 comments:

  1. hei, aku akan membaca bagian lain lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Silver. Makasi udah mampir. Silahkan. Untuk listnya bisa klik link paling bawah itu ya. ^^

      Delete