Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke panti asuhan atau rumah
persinggahan yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah
untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Pemegang Ketertinggalan”.
Pegawai itu akan mendongak padamu dengan sorot mata kesepian, dan dengan lemah
mengisyaratkanmu untuk mengikutinya. Ia akan membimbingmu melalui koridor
labirin. Jangan melihat ke belakang dan tetaplah membuntutinya atau kau akan
selamanya tersesat di dalam labirin ini. Ia akan menunjukkan padamu sebuah
pintu, yang telah runtuh dimakan usia. Ia akan lenyap secara mendadak,
meninggalkanmu pada takdirmu. Entah terdorong maju atau hilang selamanya.
Setelah
kau membuka pintu kau akan dihadapkan dengan sebuah labirin belukar
dengan semak-semak yang mati perlahan. Ikuti keberanianmu sambil kau berjalan atau kau beresiko kehilangan dirimu dalam pengembaraan abadi. Dengarlah baik-baik. Setiap langkah yang kau buat akan berbunyi nyaring melalui udara yang tenang. Jika suara itu berhenti, diamlah dan jangan berani untuk bergerak. Jika kau mendengar suara berdengung, berserulah, “Kembalilah, aku tidak butuh bantuanmu!” Jika suara berdengung itu terus berlangsung, maka larilah. Lari selamatkan hidupmu. Tubuhmu, pikiranmu, jiwamu yang terdalam akan berada dalam bahaya besar. Jangan berhenti, tidak peduli apa yang mungkin kau dengar atau lihat. Jika mereka menangkapmu, kau akan digerogoti selamanya oleh taring-taring tajam dari setiap masalah yang pernah mewabahi umat manusia. Jika kau berhasil kabur, maka kau boleh menganggap dirimu diberkati dengan keberuntungan yang hanya dimiliki segelintir orang sebelumnya.
dengan semak-semak yang mati perlahan. Ikuti keberanianmu sambil kau berjalan atau kau beresiko kehilangan dirimu dalam pengembaraan abadi. Dengarlah baik-baik. Setiap langkah yang kau buat akan berbunyi nyaring melalui udara yang tenang. Jika suara itu berhenti, diamlah dan jangan berani untuk bergerak. Jika kau mendengar suara berdengung, berserulah, “Kembalilah, aku tidak butuh bantuanmu!” Jika suara berdengung itu terus berlangsung, maka larilah. Lari selamatkan hidupmu. Tubuhmu, pikiranmu, jiwamu yang terdalam akan berada dalam bahaya besar. Jangan berhenti, tidak peduli apa yang mungkin kau dengar atau lihat. Jika mereka menangkapmu, kau akan digerogoti selamanya oleh taring-taring tajam dari setiap masalah yang pernah mewabahi umat manusia. Jika kau berhasil kabur, maka kau boleh menganggap dirimu diberkati dengan keberuntungan yang hanya dimiliki segelintir orang sebelumnya.
Akhirnya
kau akan berhasil sampai akhir. Sebelumnya kau akan berdiri di sebuah gerbang
emas; ketuk sekali, dan gerbangnya akan mengayun terbuka untumu. Perlahan
masukilah halamannya. Di dalam kau akan menemukan seorang pria tampan berusia
akhir empat puluhan berkeliaran tanpa tujuan. Tanyakan padanya hal ini dan
jangan yang lain: “Dimana mereka ditinggalkan?” Jika pria ini menyerangmu, maka
dirimu termasuk beruntung; kau tak akan pernah melihat akhir dari ini. Jika
tidak, maka ia akan memperlihat padamu. Ia akan menunjukan untukmu setiap
retakan rahasia, setiap sarang di bawah tanah, setiap mayat, setiap orang gila,
setiap tempat jahat yang telah dikotori hal-hal ini. Kau mungkin akan menjadi
gila. Jika tidak, maka kau telah ditakdirkan untuk melihat tugas ini sampai
akhir. Pria itu akan meninggalkanmu di akhir pertunjukkan. Di tempatnya kau
akan menemukan sebuah peta dan jam tangan rusak. Jam itu menunjukkan berapa
banyak waktu yang kau sisakan di perlombaan ini. Kau mungkin tidak akan
menympannya, dan kau tak akan ingat waktu yang ditunjukkannya.
Peta
itu adalah objek ke-40 dari 538. Mau digunakan atau tidak, pengetahuannya telah
hilang, dan kau bukan satu-satunya orang yang memegangnya.
Source : http://theholders.org/?Holder_of_the_Abandoned
Translate : Ambrosia Perish
No comments:
Post a Comment