Source : http://theholders.org/?The_Holder_of_the_Adversary
Translate by : Ambrosia Perish
Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah melintasi jalan raya dan jalanan sepi
sampai kau mencapai anak tangga bawah kota. Berjalanlah di antara orang-orang
yang terbuang, pengemis, dan pemungut liar malang akibat tuntutan dari para
penganggur. Kau harus mendatangi seorang pria berpenampilan berantakan di bawah
sebuah pohon oak besar yang sedang memegang sebotol minuman keras di dalam
kantong kertas, kaosnya ternoda keringat dan celananya berlumpur, jangan takut
bertanya padanya kalau-kalau pria ini tahu tentang orang yang memanggil dirinya
“Sang Penguasa Musuh”.
Kemungkinan
besar, ia akan tersenyum dengan sengaja padamu seperti seorang teman lama yang
baru saja kau ceritakan sebuah lelucon. Jangan gugup; pria ini tahu orang yang
kau cari. Ketidakberuntungan kita seringkali adalah mengetahui sesuatu yang tak
pernah kita impikan. Ia akan menuntunmu ke lubang got dan dengan santai
menggeser penutup logam dengan sebelah sepatu butnya yang sangat kotor. Sambil
melemparimu sebuah senter kecil yang berkedip tak menentu, ia akan mendorongmu
ke dalam kegelapan.
Di
dalam perut sistem pembuangan kotoran yang busuk, kau akan menyadari bahwa di
sana tidak memuat sedikit pun bau busuk—sebenarnya tidak ada bau apa pun. Namun
saat menghidupkan lampu dan melihat di sekelilingmu, kau akan melihat kau
sedang ada di ruangan berbentuk lingkaran. Di temboknya akan bergantungan
potongan tubuh-potongan tubuh yang busuk, mereka selamanya tergantung dalam
keadaan setengah sadar, merasakan kesakitan dan kengerian dari tubuh yang remuk
dan membusuk di sekelilingnya. Mayat-mayat mengotori lantai, dan kau mungkin
melihat salah satu yang terdekat menyentuhmu. Jangan menjadi ciut.
Memperlihatkan kepengecutan akan mengundang makhluk atau perwujudan yang tidak
kau kenal.
Saat
kau sudah mengamati sekelilingmu, baunya akan datang. Bau itu akan jadi hal
yang paling mengerikan yang bisa kau bayangkan : kotoran manusia dan binatang,
belerang, tubuh yang membusuk, daging yang terbakar. Kau akan ingin mencakar
hidungmu dari wajahmu dan air mata akan hampir membutakanmu.
Tapi
jangan gemetar, jangan lari, dan lawanlah dorongan untuk muntah itu. Kau akan
menemukan sebuah pikiran dalam kepalamu. “Kita adalah sisa-sisa dari
orang-orang yang tak akan bisa menghadapi Si Musuh.” Tidak ada sumber dari
bisikan ini, walaupun mungkin saja bisikan ini meringkuk di sekitarmu seolah
dibawa oleh bau busuk tadi. Tiba-tiba, tubuh-tubuh itu akan terpotong dan
terpecah, satu demi satu, mengeluarkan lebih banyak bau amis dan membasuhmu
dalam cairan tubuh mayat serta potongan sampah manusia yang penuh lumpur.
Mayat-mayat
tersebut akan tenggelam ke dalam lantai, dan yang muncul berikutnya dari lumpur
adalah makhluk dengan kecantikan yang murni. Pria, wanita, atau hal lain—itu
tergantung dirimu. Akan mustahil untuk memalingkan pandangan dari orang yang
rupawan dan telanjang itu sampai kau menyadari kalau makhluk itu adalah sebuah
tiruan ideal dari dirimu. Percaya diri, rupawan menyakitkan hati, tersenyum
lembut, senyuman yang sabar, ia akan menjadi segalanya yang dirimu pernah
inginkan.
Kau
akab dikuasai oleh rasa cemburu yang tiba-tiba, kemarahan total, kebutuhan
untuk membinasakan dirimu yang sempurna tersebut. Jangan menyerah, tidak peduli
seberapa kuat godaannya. Jika kau tergoda, kau akan dihukum dalam kemarahan
Sang Musuh—sebuah siksaan abadi seperti Para Terkutuk yang sudah kau lihat
sebelumnya. Hanya satu pertanyaan yang harus kau tanyakan ke makhluk indah itu.
“Apa yang bisa mereka hancurkan?”
Sang
Penguasa Musuh akan tertawa padamu dengan melodis, dengan merendahkan, dan akan
menjelaskan padamu seolah kau adalah anak kecil yang bodoh jawaban dari
pertanyaanmu itu. Ia tidak akan melewatkan satu detail pun, bahkan yang paling
menakutkan. Meski begitu, cerita itu akan jadi menarik dan menenangkan untuk
didengarkan, dan kau akan menemukan dirimu terpikat dalam pesona Sang Penguasa
yang seperti daya tarik anak kecil. Kau mungkin menyamakan kisahnya dengan
kisah yang sebelumnya pernah diceritakan kepadamu oleh orang yang dicintai atau
pembimbingmu saat kau kecil, dan kau akan tahu kalau kau kini memiliki kunci
untuk mengalahkan Sang Musuh—yang mana tak bisa diperoleh Para Terkutuk.
Di
akhir cerita, Sang Penguasa akan bertanya, tersenyum senang, “Apa yang akan kau
lakukan anakku?” Jika ia bertanya hal lain, atau memberitahumu sesuatu yang
berbeda, maka takdirmu disegel, dan saat kau akhirnya keluar dari got, pria
berantakan yang tadi kau temui akan menerkammu bagai binatang kelaparan, dan
merobek-robekmu dengan gigi dan kuku, memangsa tubuhmu. Tidak ada yang selamat,
selain pengetahuan bahwa hal itu akan terjadi.
Tak
peduli bagaimana nasibmu, Sang Penguasa akan meletakkan sebuah objek di telapak
tanganmu dan menutup tanganmu. “Kau tidak boleh membuka tanganmu sebelum kau bebas
dari tempat ini,” ia berkata, sebagai pengganti selamat tinggal.
Sekarang,
kau harus kembali dan pergi, jangan melihat ke belakang. Saat kau selamat dari
blog ini, dan jika kau beruntung, kau boleh membuka jarimu. Yang kau temukan
adalah mainan tentara plastik hijau.
Mainan
itu adalah objek ke-14 dari 538. Ia mengerti bagaimana mengalahkan lawanmu, dan
tidak diijinkan untuk menggabungkan sisanya.
No comments:
Post a Comment