Friday, May 4, 2018

THE HOLDERS SERIES: 76. HOLDER OF FATE


Di kota manapun, di negara manapun, carilah sekolah atau fasilitas pendidikan lain yang bisa kau temukan. Saat mencapai meja depan, mintalah untuk bertemu dengan seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Takdir”. Di tengah pertanyaanmu, wajah sekretaris di meja depan tersebut akan berbinar dengan penuh penghargaan, dan ia akan mengeluarkan sebuah kotak penuh dengan hiasan. Membukanya tidak akan memberimu apapun selain senyum kaget dari si sekretaris, karena kotak itu kosong. Beberapa saat kemudian, ia akan mengalihkan perhatianmu lagi kepadanya dan membawamu ke ruang kepala sekolah. Setelah mereka saling berbincang satu sama lain, kepala sekolah itu akan menyambutmu dengan jabatan tangan, dan melanjutkannya dengan membuka sebuah pintu rahasia yang tersembunyi di bawah mejanya. Ia akan memberikanmu sebilah pisau
belati dan menawarkan beberapa patah kata semoga beruntung yang tidak menarik sebelum menurunkamu ke dalam lubang dan menutup pintunya. Selama beberapa saat, kau akan berada di dalam kegelapan total, namun sejumlah gambaran akan segera terbentuk di hadapanmu. Kau akan mengenali mereka sebagai kejadian-kejadian dalam hidupmu sendiri, dan semakin kau menonton, kau mungkin akan mulai menyadari bahwa semua itu berhubungan. Setiap kejadian di kehidupanmu telah memuncak tepat pada saat ini, dan hanya dengan menyadarinyalah melanjutkan pencarian ini menjadi mungkin. Namun jangan khawatir, karena tempat ini tidak dibatasi waktu.

Saat kau berhasil menerima takdirmu, sebuah pintu akan muncul di depanmu. Di balik pintu terdapat sebuah ruangan dengan pintu lain yang tertutup di seberang, yang terhalangi oleh pagar. Begitu kau melintasi pintu masuk, pintu itu akan terbanting tertutup, dan seseorang akan muncul di hadapanmu. Kebingungan, mereka mungkin akan membantumu menjelaskan, namun apapun jawabanmu, perkelahian yang tidak diharapkan akan terjadi. Jika, kapanpun dalam perkelahian, perut musuhmu tersingkap, kau akan melihat namamu sendiri tertulis di sana. Tapi, apa maksudnya itu, tidak bisa dikatakan. Perkelahian ini akan jadi salah satu dari beberapa kejadian dalam hidupmu yang tidak ditulis takdir, dan kau akan mengetahui dengan baik hal itu, karena bahkan menggerakkan tubuhmu akan terasa jauh lebih susah dari biasanya. Untungnya, hal yang sama berlaku pada musuhmu juga. Jika kau memenangkan pertarungan, pintu di seberang ruangan akan terbuka, dan pagarnya akan menghilang. Saat ini takdir telah melepaskan cengkeramannya padamu, dan apa yang akan terjadi padamu jika memasuki pintu itu adalah di luar pengetahuan makhluk manapun, namun kau bisa yakin bahwa peluang bertahan tanpa takdir yang berpihak padamu itu patut dipertanyakan. Bagaimanapun, yang patut diketahui adalah bahwa kau merupakan jiwa yang luar biasa beruntung, karena akhirnya kau akan menghampiri pintu kuno yang lapuk itu. Kenop pintunya akan tergeletak di lantai di depan pintu, telah lama berkarat dan jatuh dari tempatnya. Satu dorongan keras akan membuka pintu ini, dan awan debu akan beterbangan dari tempat pintu itu terjatuh.

Setelah debunya menghilang dan kau memasuki ruangan, kau akan berada di sebuah gua tanah. Sebuah jendela kecil, bisa dibilang begitu, akan menyediakan cukup cahaya untukmu agar bisa melihar tiga sosok di tengah ruangan. Sosok-sosok di sebelah kiri dan kanan, yang akan kau lihat saat kau mendekat, telah mati bertahun-tahun yang lalu. Sebuah batu bersarang di tengkorak sosok pertama, dan kepala milik sosok yang kedua bergantung di tempatnya dengan canggung, lehernya jelas-jelas patah. Tapi, sosok di tengah masih hidup, di samping penampilannya, yang benar-benar menunjukkan bahwa makhluk ini seharusnya sudah mati berabad-abad lalu. Nenek-nenek tua itu, sosok itu, hanya memiliki satu mata. Bukan mata biasa, jangan salah, karena sepertinya mata itu menyinarkan kecemerlangan dari dunia lain. Tanyakan padanya hal ini, dan hanya hal ini, jangan sampai ia mengakhiri hidupmu dengan cara yang sangat mengerikan sampai-sampai ketakutan terbesarmu malah terasa seperti berkat jika dibandingkan: “Apa yang kau lihat?” Ia akan menjawab dengan langkahnya sendiri, dan ketidaksabaran dalam dirimu dapat mengantarkan kekuatan penuh dari kemurkaannya yang hebat padamu. Saat ia akhirnya menjawab, suaranya akan terdengar seperti tersiksa. Ia akan memberitahumu bahwa ia melihat segalanya, namun ia telah kehilangan penglihatannya terhadapmu segera setelah perkelahianmu sebelumnya dimulai. Yakin bahwa kau adalah sebuah ancaman besar, ia akan menyerangmu, dengan kecepatan dan kekuatan yang rasanya mustahil dimiliki oleh tubuh jomponya itu. Kau harus bertindak cepat, karena satu pukulan darinya akan menghancurkanmu secara menyeluruh. Ambil kotak yang kau dapatkan tadi dan bukalah. Berhati-hatilah; isi dari kotak kosong tersebut tidak untuk dilihat oleh mata manusia, dan jika matamu terbuka saat benda itu muncul, keberadaanmu akan berakhir dengan cara yang paling mengerikan. Begitu kotak itu terbuka, kau akan mendengar suara-suara tidak wajar. Saat suara-suara itu berhenti, tutup kotaknya dan buka matamu, jangan membuka sebelum suara itu berhenti. Lihatlah sekeliling, tidak akan ada yang berubah selain nenek itu. Waktu telah berhasil menyusulnya, karena sekarang ia adalah mayat sama seperti dua sosok lain di ruangan ini. Matanya tidak terlihat dimanapun.

Sekarang kau punya dua pilihan. Membuka kotak itu untuk kedua kalinya akan mengungkapkan objek yang akan menganugrahimu kekuatan untuk mengendalikan masa lalu, masa kini, dan masa depan, selamat dari ruangan tempatmu berada, dan orang-orang yang telah kau lewati setelah pertarunganmu tadi. Tetapi, jika kau melakukan ini, kau akan terjebak di dalam ruangan ini untuk selamanya, tanpa bisa membayangkan jalan keluar. Pilihan keduamu adalah meninggalkan ruangan ini dan menghadapi segala kengerian yang sudah kau hadapi demi sampai ke sini. Dalam kedua pilihan tersebut, takdir tidak akan lagi memiliki kendali penuh atas hidupmu. Tidak lama kemudian, kau akan menyadari betapa sakit dan membebankannya mengendalikan nasibmu sendiri.

Objek yang sekarang berada dalam kotak tersebut adalah nomor 76 dari 538. Kini ada beberapa yang menyadari keberadaan objek tersebut. Kiranya tidak jatuh ke tangan-tangan yang salah.


Source: http://theholders.org/?Holder_of_Fate
Translate: Ambrosia Perish 

3 comments:

  1. Replies
    1. Masa sih? Kalo menurutku The Holder of the Beginning yang paling gampang wkwkwkwk

      Delete