Friday, April 27, 2018

RIDDLE STORY: PSYCHIC ABILITY


Aku tinggal di Osaka, Jepang dan seringkali naik kereta bawah tanah ketika berangkat kerja di pagi hari. Suatu hari, saat aku menunggu kereta, aku melihat seorang tuna wisma berdiri di pojok stasiun, bergumam pada dirinya sendiri saat orang-orang berlalu-lalang. Ia memegang sebuah cangkir dan kelihatannya sedang meminta-minta uang receh.

Seorang wanita gemuk melintas di depannya dan dengan jelas aku mendengarnya berkata, “Babi.”

Wah, pikirku. Pria tuna wisma ini menghina orang dan masih berharap ada yang memberinya uang?

Kemudian seorang pengusaha berbadan tinggi melintas dan ia bergumam, “Manusia.”

Manusia? Memang, kan. Tentu saja, ia seorang manusia.

Di hari berikutnya, aku datang lebih awal ke stasiun dan punya banyak waktu luang, jadi aku memutuskan untuk berdiri di dekat si tuna wisma dan mendengarkan gumaman anehnya.

Seorang pria ceking lewat di depannya dan aku mendengarnya bergumam, “Sapi.”

Sapi? Pikirku, Pria yang lewat itu terlalu kurus untuk disebut sapi. Ia lebih terlihat seperti kalkun atau ayam bagiku.

Sekitar satu menit atau lebih kemudian, seorang pria gemuk lewat dan pria tuna wisma itu berkata, “Kentang.”

Kentang? Kukira ia akan memanggil semua orang gemuk “Babi”.

Hari itu, saat bekerja, aku tidak bisa berhenti memikirkan pria itu dan kebiasaannya yang membingungkan. Aku tetap berusaha menemukan logika dan pola dalam gumamannya.

Mungkin ia memiliki semacam kemampuan cenayang, kukira. Barangkali ia mengetahui apa sebenarnya orang-orang itu dulu di kehidupan sebelumnya. Di Jepang, banyak orang percaya akan reinkarnasi.

Aku sering memperhatikan pria itu dan mulai berpikir bahwa teoriku benar. Seringkali aku mendengarnya memanggil orang-orang dengan sebutan “Kelinci” atau “Bawang” atau “Domba” atau “Tomat”.

Suatu hari, aku tidak dapat menahan rasa penasaranku lagi dan aku memutuskan untuk bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi.

Saat aku berjalan ke arahnya, ia melihatku dan berkata “Roti.”

Aku melempar beberapa keping uang ke cangkirnya dan bertanya apakah ia memiliki semacam kemampuan cenayang.

Pria itu tersenyum dan berkata, “Ya, memang. Aku memang punya kemampuan cenayang. Kemampuan itu aku dapatkan bertahun-tahun lalu. Namun mungkin bukan kemampuan yang kau kira. Aku tidak bisa mengetahui masa depan atau membaca pikiran atau hal-hal semacam itu.

“Jadi apa kemampuanmu,” tanyaku tak sabar.

“Kemampuanku itu hanya mengetahui apa hal terakhir yang sudah dimakan seseorang,” katanya.

Aku tertawa karena aku menyadari ia benar. Ia memanggilku “Roti”. Hal terakhir yang aku makan untuk sarapan adalah roti panggang. Aku berjalan pergi sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. Diantara semua kemampuan cenayang yang bisa dimiliki seseorang, yang satu ini pasti yang paling tidak berguna.


Source: http://www.scaryforkids.com/psychic-ability/
Translate: Ambrosia Perish

4 comments: