Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah
rehabilitasi yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah
untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Tanda”. Si
resepsionis akan membeku, seolah ia telah mengetahui sejak lama saat ini akan
tiba dan ia takut saat ini akhirnya telah tiba. Dengan gugup ia akan
memberitahumu bahwa tidak ada orang seperti itu di sana, namun bersikeraslah Ia
akhirnya akan menyerah dan setelah melihat sekeliling memastikan kalau-kalau
ada orang lain di sana, ia akan mengisyaratkanmu untuk mengikutinya.
Ia
akan membimbingmu menuju koridor yang ukurannya semakin mengecil, sampai
akhirnya kau harus membungkuk. Ia akan menunjuk sebuah pintu di akhir koridor
yang
saking kecilnya sampai-sampai kau harus merangkak untuk mencapai ujungnya. Pintu itu sepenuhnya normal, kecuali untuk sebuah tanda seru besar di tengahnya dan sebuah tanda tanya yang lebih kecil di kenopnya. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali, dan jika kau memiliki sedikit saja keraguan aku menyarankanmu untuk kembali. Jika tekadmu kuat, bukalah pintunya perlahan dan masuk.
saking kecilnya sampai-sampai kau harus merangkak untuk mencapai ujungnya. Pintu itu sepenuhnya normal, kecuali untuk sebuah tanda seru besar di tengahnya dan sebuah tanda tanya yang lebih kecil di kenopnya. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali, dan jika kau memiliki sedikit saja keraguan aku menyarankanmu untuk kembali. Jika tekadmu kuat, bukalah pintunya perlahan dan masuk.
Kau
akan berada di sebuah lorong yang berhiaskan lukisan dinding yang menggambarkan
para diktator dan pembunuh, penjagal, pemerkosa, dan pembunuh berantai terkenal
dalam sejarah. Jangan melihatnya lama-lama, karena jiwa orang-orang itu
bersemayam di dalam lukisan tersebut dan kebencian gila di hidup mereka telah
diperkuat dalam kematian mereka, menunggu untuk menjangkaumu dan membelah
tubuhmu sepotong demi sepotong, bergembira dalam kematianmu yang perlahan dan
menyakitkan.
Saat
kau akhirnya mencapai ujung lorong, akan ada sebuah kotak kayu kecil dengan
lencana tua pudar di dalamnya. Kau akan merasa merinding saat kau melihat benda
ini dan kemudian sebuah suara di belakangmu akan berkata: “Cantik, bukan?” Kau
harus membalas: “Laksana bulan purnama.” Jika ia tidak merasa puas akan
jawabanmu, berdoalah ia tidak menjadikanmu salah satu lukisannya dan justru
memberimu kematian tanpa rasa sakit. Namun jika ia puas, ia akan berkata: “Kau
bertanya?” Kau harus dengan tepat
menjawab: “Bagaimana cara kita menghancurkan mereka?” Ia akan tertawa dan
berkata bahwa ia tidak tahu, namun kemudian dengan enteng menegaskan, “Kau
wajib memikirkan sesuatu.” Kau akan bangun di kamar mandi terdekat, dengan
sebelah matamu terasa luar biasa sakit. Begitu rasa sakitnya mereda, kau akan
melihat pupil matamu kini berubah bentuk menjadi seperti tanda yang ada di
kotak kayu di ruangan tersebut.
Tanda
itu adalah objek ke-74 dari 538. Tanda itu akan membiarkanmu menyaksikan
kebenaran tertinggi. Berharga atau tidaknya pengalaman tersebut adalah soal
lain.
Source: http://theholders.org/?Holder_of_the_Mark
Translate: Ambrosia Perish
hm....kegunaannya untuk apa?
ReplyDeleteKegunaan tanda itu berbeda-beda untuk masing-masing orang, James. Tapi fungsinya sudah dijelaskan, untuk melihat kebenaran tertinggi. :)
DeletePen coba.mata berubah jadiny kan cantik kalo kayak digambar tuh.hehe
ReplyDeleteJdi di matanya ada tanda gitu?
ReplyDelete