Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau keagamaan manapun
yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, tutup matamu dan mintalah
untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Pemegang Iman”. Si
Pegawai akan melihat padamu dalam kebingungan abstrak, menggelengkan kepalanya,
dan kembali bekerja. Jika kau menunggu selama 3 menit penuh, ia akan mendesah
dan menuntunmu ke sebuah lemari dinding milik pegawai. Ia akan membimbingmu ke
dalam dan menguncimu di sana. Pintunya tidak akan terbuka, dan lemarinya akan
sangat gelap. Perlahan kegelapan akan mulai menjelaskan, dalam kata-kata putih yang
paling terang, dalam bahasa yang belum pernah kau baca dan suara-suara yang
belum pernah kau dengar, mengatakan hujatan paling kotor yang bisa ditahan
tubuhmu.
Ketika
monolog itu seharusnya berhenti, berlutut dan bertepuk tanganlah, teriakkanlah
setiap doa yang kau tau. Jika tulisan tadi tidak berlanjut, umpatlah Tuhan yang
sudah membuatmu ada.
Jika
tulisannya berlanjut, berdirilah secepat mungkin dan bergegaslah menuju
terowongan. Terowongan di sana akan terbuka menuju sebuah kubah besar, dan kau
akan melihat seorang gadis muda dengan pakaian serba putih, menatapmu dengan
rambutnya yang terjatuh ke depan wajahnya. Jangan melihat tanganmu, atau mereka
akan mengelupas dagingmu dari tulangmu. Ia akan merespon satu pertanyaan saja :
“Apa yang mereka takutkan?”
Ia
akan mendongak ke arahmu dan mulutnya akan mengatakan tanpa ia berpikir, setiap
kesalahan yang pernah terjadi dalam nama Tuhan, dan beberapa yang harus kau
percaya terjadi di kehidupan nyatamu. Kemudian ia akan roboh ke tanah berteriak
dalam keadaan tersiksa yang mengerikan bersamaan dengan dirinya ditelan api
putih.
Abunya
adalah objek ke-36 dari 538. Suatu hari nanti abu itu akan bercampur bersama
abumu.
Source : http://theholders.org/?Holder_of_Faith
Translate : Ambrosia Perish
No comments:
Post a Comment