Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah
rehabilitasi yang bisa kau datangi. Saat kau sampai di sana, berjalanlah ke
meja depan dan mintalah untu menemui seseorang yang memanggil dirinya “Sang
Pemegang Dusta”. Si pegawai akan mengangguk ceria, kemudian bangkit dan
mengisyaratkanmu untuk mengikutinya. Begitu juga dengan tujuh orang lain di
tempat tersebut. Abaikan mereka semua – mereka tersesat dari Jalur Kebenaran,
dan sekarang satu-satunya keinginan mereka adalah membawa yang lain untuk
bergabung dengan mereka.
Hampiri
meja dan lihatlah ke bawahnya. Akan ada sebuah tombol penyelamatan oranye yang
berkedip, dilabeli “Darurat”. Tekan dua kali, kemudian jejalkan bangku tempat
si pegawai duduk tadi di bawahnya – tombol ini adalah satu-satunya yang menahan
pintu
agar terbuka, dan kau tidak ingin pintunya terbanting tertutup padamu.
agar terbuka, dan kau tidak ingin pintunya terbanting tertutup padamu.
Bangun
dan berbaliklah. Akan ada sebuah pintu baja berlabel “Jalur Kebenaran” di
depanmu. Pintu ini adalah satu-satunya kebenaran di tempat ini. Abaikan yang
lain; hanya Jalur Kebenaran yang membimbing pada kebohongan.
Pergilah
melalui pintu. Kau mungkin akan dibuat gila oleh posisimu; berjalan di atas
atap lorong menuju arah yang mustahil, yang di sisinya, bercat warna yang
menyakitkan mata dan sama mustahilnya. Abaikan pemandangan ini – satu-satunya
hal yang benar adalah jalur di bawah kakimu.
Kau
sama sekali tidak boleh menutup matamu di sini, jangan sampai kau tidak pernah
bisa membukanya lagi. Tahanlah kegilaan akibat posisimu, utuk tidak mengatakan
keluhan apapun yang akan datang sementara, dan mulailah berjalan. Langit-langit
lorong ditutupi ubin merah dan putih. Jagalah kakimu agar hanya menginjak ubin
merah atau kau akan jatuh, lurus ke dalam kegilaan di bawahmu, dan setelahnya
kau hanya akan memiliki satu tujuan: membawa orang lain untuk bergabung
denganmu.
Akhirnya,
setelah lama sekali, kau akan menemukan dirimu di depan sebuah pintu kayu
sederhana. Bukalah dan masuk.
Kau
akan menemukan dirimu di dalam sebuah kantor bergaya tahun 30-an. Seorang pria
dengan jas hujan hitam dan topi fedora sedang terbungkuk di atas tumpukan
kertas di meja, bergumam dan mencoret-coret. Sebuah senjata api tergeletak di
puncak tempat sampah penuh kertas berlabel “Dalam”. Foto-foto berbaris di
tembok belakang, memperlihatkan pria itu berada di banyak tempat, namun kau
akan menemukan beberapa hal yang sama di semua foto: satu, pria itu tidak
pernah memperlihatkan wajahnya; dan dua, setiap orang di foto selain pria itu
terlihat sedang mengalami siksaan yang tidak terbayangkan.
Dekatkan
tanganmu pada pistol itu, namun jangan menyentuh apapun – pria ini tidak suka
diganggu. Persiapkan dirimu, dan kemudian bertanyalah pada udara, “Dimanakah Ia
saat mereka terakhir kali berkumpul?”
Raih
pistolnya dengan cepat, kemudian
tembak pria itu hingga kau kehabisan amunisi. Jika tidak, atau jika tembakanmu
meleset, ia akan menarikmu dan memperlihatkanmu wajah sebenarnya. Kau tidak ingin melihat hal itu – saat kau
melihatnya, kau akan muncul di dalam foto-foto di tembok, dan kau akan mengerti
mengapa orang-orang di sana terlihat tersiksa.
Tetapi,
jika kau berhasil, pria itu akan ambruk di atas mejanya, tewas. Selembar amplop
akan terjatuh ke lantai. Jika jujur saja kau ingin tahu dimana Ia dulu, ambil
amplop ini – pesan di dalamnya akan memberitahum. Namun isinya luar biasa
berpengaruh, dan kau mungkin menemukan bahwa pikiranmu tidak bisa menangani
pengetahuan ini. Karena, saat amplop itu memberitahumu dimana, ia tidak akan
memberitahumu mengapa. Hal ini lebih daripada yang bisa ditahan.
Jangan
mencoba dan membacanya sekarang – kau tak punya waktu. Buang senjata api tak
berguna itu dan larilah. Lari secepat yang kau bisa, karena tanpa pelindungnya,
Jalur Kebenaran mulai tersesat,dan kau tidak akan ingin ada di sini saat hal
itu terjadi.
Saat
kau melihat pintu baja, tubruklah pintu itu. Jika kau terlalu lambat, kau akan
terjebak saat seorang pegawai yang kebingungan memindahkan bangku di bawah meja
tadi, dan kau akan disiksa tanpa akhir sampai kau setuju untuk menggantikan
pria yang telah kau bunuh. Tapi, jika kau cukup cepat, kau akan muncul di lobi,
di salah satu sofa di ruang istirahat.
Dengan
cepat, bangkit dan berlarilah ke kursi kantor berwarna hijau – objek itu
memanggil, dan ada orang lain yang menginginkannya juga. Singkirkan bantal dari
tempat duduk itu.
Kau
akan menemukan sebuah kerangka, terpelintir dalam posisi tersiksa yang
mengerikan. Di lengannya, ia memeluk sebuah buku dengan jilid biru laut berukir
emas. Namanya ditulis dalam warna perak di bagian depan – nama yang panjang.
Buku
ini adalah objek ke-58 dari 538. Kau telah menemukan hukum-Nya, namun
sepenuhnya terserah padamu jika kau harus mematuhinya.
Source : http://theholders.org/?Holder_of_Lies
Translate : Ambrosia Perish
wah, sehari langsung update 2,,
ReplyDeletesemangat trus Am :D
Karena minggu lalu gak posting lololol XD
DeleteOohh... Ini berhubungan ama th of truth. Nice
ReplyDeleteSemua The Holders berhubungan tapi ada yang hubungannya lebih erat daripada yang lain. ;)
Delete