Buku
merah adalah sebuah permainan paranormal dari Meksiko dimana kau menggunakan
buku untuk mengubungi arwah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
meramalkan masa depan. Permainan ini juga dikenal dengan nama “El juego del libro rojo” atau “permainan
buku merah”.
Untuk
memainkan permainan ini, kau membutuhkan sebuah buku hard cover tanpa gambar dan setidaknya satu lilin merah untuk
menerangi ruangan. Permainan ini hanya boleh dimainkan oleh 2 orang atau lebih.
Langkah
1 : Taruh telapak tanganmu di atas sampul buku, tutup matamu dan katakan dengan
keras, “Buku Merah, bolehkah aku mengikuti permainanmu?”
Langkah
2 : Tetap tutup matamu, buka buku itu secara acak dan tunjuk satu kalimat.
Kalimat itu seharusnya adalah jawaban dari pertanyaanmu. Kau harus mengartikannya.
Kalimat itu seharusnya adalah jawaban dari pertanyaanmu. Kau harus mengartikannya.
Langkah
3 : Jika jawabannya positif, kau boleh bermain. Jika negatif atau tidak masuk
akal, pertanyaanmu mungkin tidak dikatakan dengan baik atau belum ada kontak
dengan arwah. Bila seperti ini, kau perlu mencoba lagi.
Langkah
4 : Setiap orang bisa mengambil giliran untuk bertanya dan arwahnya akan
menjawab melalui buku itu.
Langkah
5 : Di akhir permainan, kau harus meminta, “Buku merah, bolehkah aku keluar
dari permainanmu?” Kau tidak boleh mengakhiri permainan sampai semua pemain
diberikan ijin untuk pergi.
Sekarang
karena kau sudah tahu cara bermainnya, aku akan menceritakan padamu
pengalamanku.
Kami
ada berempat—Santiago, Sebastian, Camilo, dan aku sendiri. Kami berkumpul di
rumahku saat aku memutuskan untuk bermain permainan ini. Aku mencobanya duluan.
Mungkin
karena aku yang paling berani, atau mungkin karena aku yang terbodoh... Siapa
yang tahu? Intinya aku orang pertama yang mengambil buku itu, menutup mataku
dan berkata, “Buku Merah, bolehkah aku mengikuti permainanmu?”
Aku
membuka acak bukunya dan meletakkan jariku. Jawabannya benar-benar tanpa arti,
jadi aku memberikan bukunya pada Santiago, yang mengulangi tindakanku. Ia
menaruh jarinya di atas halaman kosong, jadi ia memberikannya pada Camilo.
Kami
melanjutkannya dalam beberapa giliran tanpa mendapatkan jawaban yang
semestinya, sampai akhirnya, sesuatu terjadi. Waktu itu giliran Camilo, maka ia
mengatakan, “Buku Merah, bolehkan aku mengiuti permainanmu?”
Kalimat
yang ia tunjuk adalah: “Aku akan memberimu kesempatan...”
Akhirnya
salah satu dari kita berhasil memasuki permainan. Camilo bahkan mendapatkan
respon yang positif, jadi ini giliranku. “Buku Merah, bolehkah aku mengikuti
permainanmu?” aku bertanya. Jawaban yang kudapat membuatku kebingungan.
“Seseorang
yang gigih akan meraih tujuannya.”
Aku
memberikan bukunya pada Santiago, namun ia tidak mendapat jawaban yang bagus
dari pertanyaannya. Camilo mengambil buku tersebut. Ia berpikir sebentar dan
akhirnya bertanya, “Buku Merah, apakah ada hantu di rumah ini?”
Ia
membuka buku dan mendapatkan jawabannya.
“Manusia
selalu mencari jawaban kepada yang tidak diketahui.”
Respon
ini membuat kami terheran-heran, namun selanjutnya giliran Sebastian. Ia
mendapat ijin untuk memasuki permainan. Aku sangat senang sekarang akhirnya
giliranku... Aku tidak tahu seberapa akan aku menyesal bertanya, “Buku Merah,
akankah aku selamat malam ini?”
Ini
jawaban yang aku terima:
“Dua
pria muncul dan mimpi-mimpi mereka berubah menjadi mimpi buruk.”
Lilin-lilin
yang aku susun di atas meja berkedip mengancam, tapi tidak padam. Aku melihat
ke arah teman-temanku dan mereka tidak bisa behenti menertawakan ekspresi
ketakutan di wajahku.
“Kupikir
malam ini aku akan tidur dengan ibuku,” canda Camilo dengan gugup.
Aku
memberikan bukunya pada Santiago. Ia bertanya apakah ia bisa ikut dan mendapat
jawaban ini:
“Pergilah!
Tidak lagi!”
Sekarang
kami menatap satu sama lain dengan terkejut. Sepertinya ini lebih dari sekedar kebetulan.
Camilo selanjutnya bertanya. “Buku Merah, akankah sesuatu terjadi ketika aku
pergi?”
Jawabannya
adalah:
“Ibunya,
yang sangat menyayanginya, tidak pernah melihatnya lagi.”
Atmosfir
di ruangan itu menjadi tegang, keringat dingin mengucur di wajahku dan untuk
pertama kalinya, aku ketakutan.
“Hei
Camilo... Apa kau pikir ini berhubungan dengan komentarmu tentang tidur dengan
ibumu malam ini...?” tanya Santiago.
“Diam!”
geram Camillo. Kami bisa mendengar rasa takut di suaranya.
“Ini
membuatku merinding,” kata Sebastian, sambil diam-diam melihat ke sekeliling.
“Mungkin kita harus berhenti bermain sekarang...”
“Belum!”
balas Camilo. “Kita harus mengakhiri permainan dengan benar.”
Sebastian
mengambil buku itu dan bertanya, “Buku Merah, bolehkan aku keluar dari
permainanmu?”
Ia
mengikuti semua petunjuknya dan membaca jawabannya:
“Hanya
dua yang boleh pergi.”
Ia
keluar.
Giliranku
selanjutnya. Aku menaruh tangan di atas buku dan bertanya, “Buku Merah,
bolehkah aku keluar dari permainanmu?”
“Kau
bebas melakukan apa yang kau mau, tanpa menerima hukuman apapun.”
Aku
tersenyum. Itu jawaban yang aku cari. Aku juga keluar.
Karena
buku itu tidak pernah mengijinkan ia mengikuti permainan, Santiago tidak perlu
minta ijin untuk keluar. Hanya Camilo yang tersisa. Tangannya bergetar saat ia
mengambil buku itu, dan bertanya. “Buku Merah, bolehkah aku keluar dari
permainanmu?”
Ia
membuka buku, menunjuk dan membaca jawabannya.
“Untuk
selamanya.”
Mata
Camilo melebar. Ia mengulang pertanyaannya lagi, suaranya gemetar ketakutan.
Responnya:
“Dari
kegelapanlah datangnya, menguntit tanpa henti.”
Sebastian
dan aku tertawa gugup. Itu tidak lucu. Kami hanya mencoba untuk menyembunyikan
rasa takut kamu.
Camilo
melotot pada kami dengan marah. Kami diam. Ia menutup matanya, menghela napas
dalam dan dengan risau bertanya apakah ia boleh meninggalkan permainan. Ini jawaban
yang diterimanya:
“Tidak
ada yang bisa menyelamatkanmu sekarang.”
Tiba-tiba,
lilin-lilin berkedip dan padam. Kami jatuh dalam kegelapan. Ketakutan, kami
bergegas beranjak, berlari ke arah pintu dan meninggalkan rumah.
Camilo
tidak berhenti saat kami sudah di luar. Ia tetap berlari. Kami berteriak
padanya menyuruh berhenti, namun ia sepertinya tidak mendengar kami. Aku
meminta Sebastian dan James untuk mengikutinya dan memastikan ia baik-baik
saja. Aku sangat ketakutan sampai-sampai aku harus menunggu ibuku pulang
sebelum aku bisa kembali ke rumah.
Malam
itu, aku menerima telpon dari Santiago. Ia memberitahuku bahwa Camilo telah
hilang. Ia tidak pernah sampai ke rumah. Entah dimana di jalan, ia menghilang.
Kami mencoba untuk menelponnya, namun ponselnya mati.
Kami
tidak pernah melihat Camillo lagi. Polisi telah diberitahu dan pencarian
besar-besaran telah diorganisir, namun tidak pernah sedikit pun jejaknya
ditemukan. Sampai hari ini, tidak seorang pun tahu apa yang terjadi padanya. Ia
lenyap begitu saja. Orang tuanya masih mencarinya, namun saat ini, kebanyakan
dari kami telah menyerah.
Setiap
malam, sebelum aku tertidur, satu frasa tetap bergema di kepalamu...
“Dua
pria datang dan mimpi-mimpi mereka berubah menjadi mimpi buruk.”
Source : http://www.scaryforkids.com/red-book/
Translate : Ambrosia Perish
PS : Buat teman-teman yang cepat panik atau punya penyakit jantung atau ngerasa benar-benar takut, aku sarankan untuk gak bermain permainan ini. Karena permainan ini 90% work. Aku udah menonton video orang-orang yang memainkan permainan ini di Youtube dan secara mengejutkan jawabannya benar-benar nyambung. Ada dua orang gadis di video itu bermain permainan ini, salah satunya sama sekali tidak diberi ijin masuk karena si spirit tidak menyukainya. Satunya lagi malah susah buat keluar. Aku juga udah baca beberapa testimoni orang-orang di Scary For Kids dan kebanyakan dari mereka menyatakan kalau permainan ini berhasil. Jadi jika mau bermain permainan ini berhati-hatilah, karena itu berarti kalian akan mengundang arwah ke rumah kalian dan tidak ada jaminan kalau arwah itu baik. Bila ada keraguan sedikit saja, lebih baik jangan.
Video orang memainkan permainan paranormal Buku Merah.
Di tunggu kelanjutan the holders.
ReplyDeleteDan bagus juga post tentang game kyak gni. Saya tunggu juga post tentang permainan hantu kayak gni lagi yah.
Terimakasiiii sudah sabar menunggu admin yang mageran ini. >< Iya, rencananya memang selang-seling dengan artikel lain Kevin. Tunggu saja dan selamat membaca yaaa.
Delete