Wednesday, July 10, 2019

THE HOLDERS SERIES: 89. HOLDER OF THE HEART


Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi yang bisa kau kunjungi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Hati”. Jika ekspresi tidak tertarik muncul di wajah si pegawai, bersikeraslah dan tanya padanya sekali lagi, namun dengan nada yang lebih tegas. Sementara jangan biarkan nada itu memudar dari suaramu. Mereka tahu kau di sini, dan mereka tidak akan ragu untuk membunuhmu di tempat. Begitu ia menyerah dan bangkit dari mejanya, ikutilah pegawai itu sampai di pintu masuk koridor yang sangat ganjil, dan ia akan berhenti. Ia akan memberimu sebuah topeng yang setengah bagiannya berisi simbol aneh dan setengahnya lagi berwarna hitam. Ada baiknya topeng itu dipakai sebelum masuk, karena kau tidak ingin mereka melihat wajahmu; mereka mampu
membedakanmu dari keramaian dengan sangat baik. Si pegawai akan berdiri di sana, namun hal itu tidak akan membantumu.

Begitu kau sampai di ujung koridor, kau akan tiba di depan sebuah pintu kayu ala zaman petani, raja-raja, dan ksatria. Ketuk dua kali, dan katakan ini dengan benar: “Aku ingin menjadi utuh, aku tidak bermaksud mengacau.” Jika kau mengatakan hal lain, pintu itu akan meledak, hancur berkeping-keping, namun kau tidak akan ingin tahu apa yang ada di baliknya. Tetapi, jika kau mengatakan hal yang tepat, pintu itu akan membuka perlahan, dan kau akan didorong masuk oleh kekuatan asing. Tidak perlu menoleh ke belakang, karena tidak ada siapapun di sana. Maksudnya, belum. Kau akan tiba di sebuah jalan besar di tengah hutan, dan pintu tadi akan lenyap dari pandangan, tanpa menyisakan apapun selain tumpukan abu. Lihatlah sekeliling: kau akan melihat sebuah kastil besar – atau reruntuhannya – di ujung jalan besar ini. Mulai dari tempatmu berdiri, berjalanlah sampai kau mencapai jalan itu dan teruslah berjalan sampai ke kastil kosong tadi. Tidurlah dimanapun tubuhmu jatuh, dan tetaplah mengenakan topengnya sepanjang waktu. Benda itu adalah satu-satunya yang melindungimu saat ini. Butuh waktu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, sebelum kau mencapai Kastil; teruslah berjalan sampai kau mencapai sebuah pintu baut. Ketuk dua kali, dan katakan, “Aku datang untuk Hatiku.”
Akan ada sebuah papan geser di pintunya, dan benda itu akan terbuka, memperlihatkan bulatan-bulatan terang keemasan di dalam kegelapan. Tanyakan hanya hal ini: “Apa kau memiliki sesuatu yang kucari?” Tanya hal lain, maka pintu itu akan terbuka. Kau tidak akan pernah bisa lari dari hal yang ada di baliknya. Jika terdengar dengkuran, artinya kau mendapat ijin untuk memasuki Lorong. Masuklah, dan pintunya akan tertutup. Makhluk pemilik mata-mata tadi sedang tidak ada. Itu lebih baik, untuk kewarasanmu. Di sini, di Lorong, semuanya aman, jadi kau bebas melepas topengmu dan melihat ke sekeliling. Di sisi kiri Lorong, terdapat lukisan dinding yang menceritakan tentang kejadian-kejadian aneh serta pertikaian-pertikaian. Di panel terakhir, kau melihat dirimu sendiri, namun kau kehilangan wajahmu, dan di belakangmu ada sekawanan makhluk yang wujudnya tak dapat dijelaskan. Jangan berteriak pada sesuatu yang kau lihat di tembok kanan, karena pintu yang tertutup itu sekarang terkunci dari dalam, namun tidak di luar. Dan bahkan topeng itu tidak akan membantumu.
Perhatikan baik-baik topengmu setelah melihat lukisan dinding di tembok kanan. Simbol di topengmu biasanya akan merepresentasikan tujuanmu mencari Penjaga ini. Sekarang carilah simbol itu di lukisan dinding mengerikan tadi dan katakan dengan berbisik, “Aku ingin menghapus momen ini.” Sejumlah cat dan kuas akan muncul di sebelahmu, dan kau harus melukis di atas simbol tadi dengan warna yang sesuai. Jika warnanya tidak cocok atau kau mengabaikan langkah ini sama sekali, iblis-iblis yang nantinya menerobos masuk akan memergokimu, dan mereka akan tahu siapa dirimu. Begitu kau selesai dan siap menerima objek selanjutnya, perhatikanlah baik-baik dan lekat-lekat lambang di topengmu. Kau harus mengingat nama lambang tersebut saat kau bertemu muka dengannya, itupun jika kau bisa mengenali lambang itu. Kenakan topengmu dan pergilah ke pintu di ujung Lorong. Ketuk pintunya tiga kali, dan katakan, “Aku ingin menggelapkan cahaya matahari.”
Katakan hal lain, maka pintu itu akan terkunci, pintu depan yang disebutkan sebelumnya akan hancur, dan bahkan orang-orang yang paling suci pun tidak bisa menolongmu dari takdirmu. Jika kau mengatakan hal yang benar, pintu di ujung lorong akan terbuka, dan lukisan-lukisan dinding di Lorong akan lenyap, semuanya kecuali objek yang tadi kau lukis. Masuk dan tutuplah pintunya dan kuncilah sebanyak jumlah mekanisme penguncian yang ada. Ruangan yang kau masuki tertulis penuh akan kata-kata, dimana seluruhnya memiliki satu pesan rahasia yang merujuk pada satu kata yang lainnya, yang lainnya dan yang lainnya. Tidak perlu mencoba untuk mengerti pesan-pesan ini, karena hal itu akan membuatmu gila dan pemahamanmu tentang kehidupan akan hancur berkeping-keping. Daripada itu, lihatlah Sang Penjaga di hadapanmu. Ia sedang duduk di lantai, menulis sesuatu yang membingungkan dengan pena bulu dan tinta merah darah. Kelihatannya tintanya tinggal sedikit.
Tidak peduli seberapa lama waktu yang terbuang, tunggulah hingga tintanya habis. Menginterupsinya akan membuat dadamu ditusuk oleh pena bulu tadi, dan darahmu akan dilucuti dari tubuhmu dan digunakan sebagai sumber tinta baru Sang Penjaga.
Saat ia selesai menulis dan semua tintanya sudah habis, bertanyalah, “Mengapa orang-orang yang bersih menderita lebih dahulu?” Ia akan bangkit, menatap lurus padamu dengan mata merahnya yang mengancam kemudian mendekat padamu sehingga ia bisa merobek topengmu. Lalu ia akan menjelaskan padamu, secara rinci, tentang tragedi-tragedi serta kematian-kematian dari orang yang kau kenal, orang yang tidak kau kenal, dan orang yang kau harap tidak kau kenal. Ketika ia berhenti, ia akan melangkah mundur dan bertanya apakah gerangan dirimu. Jika kau salah memahami pertanyaannya dan menjawab dengan tidak tepat, kau akan berharap iblis-iblis di luar akan menyentuhmu duluan. Jawabanmu haruslah “Aku adalah seorang ­­­______!”, dimana titik-titiknya diisi oleh nama dari simbol di topengmu. Lalu ia akan bereaksi dengan mengerikan, kulitnya meleleh dan matanya akan meluruh dengan selaput yang masih menggantung pada bola matanya, lalu akhirnya terputus dengan sendirinya; seluruh rambutnya akan rontok, dan lidahnya akan tercabut dengan paksa.
Kulitnya, yang tersisa, kini terlihat berwarna hitam pekat dan rongga matanya menyinarkan cahaya kuning, dan ukuran badannya akan membuat bahkan iblis terbesar sekalipun gemetar, namun janganlah menggigil ketakutan melihat wujud aslinya; lagipula ia hanya menyerang pengecut. Dengan keangkuhan dalam suaramu, serukan kembali jawabanmu, dan ia akan mengetuk sebuah lubang di langit-langit. Seberkas cahaya terang akan menyinarinya, dan Sang Penjaga akan meleleh menjadi genangan cairan hitam kecil. Satu-satunya hal yang tersisa darinya adalah sebuah gantungan kunci, dengan hati merah berkilau menguntai di salah satu ujungnya. Di depanmu akan muncul sebuah pintu putih yang tak terkunci. Dengan cepat ambillah rantai kunci tadi dan keluarlah melewati pintu dengan mata terpejam, serapat mungkin. Dalam satu menit ke depan, kau akan merasakan sensasi terjatuh. Jangan membuka matamu, karena kau tidak ingin tahu kau sedang terjatuh dimana, dan membuka mata akan membuatmu terjebak di sana untuk selamanya. Saat kau jatuh tertelungkup di atas sesuatu yang terasa seperti beton, dan kau merasakan hangat di badanmu, kau boleh membuka mata. Sekarang kau berada di luar institusi atau rumah rehabilitasi, persis dimana kau mulai masuk, beberapa saat lalu. Topeng yang tadi kau kenakan akan menyusut, terbakar menjadi abu oleh api hitam, ditiup menjauh oleh angin.
Gantungan kunci itu adalah objek ke-89 dari 538. Tatkala kau telah memahami tujuannya, kau akan memiliki satu kesempatan untuk mengakhirinya.


Source: http://theholders.org/?Holder_of_the_Heart
Translate: Ambrosia Black
Picture: https://www.deviantart.com/notspecific/art/Dark-Mask-o2-58411167

1 comment: