Di
suatu petang, seorang gadis remaja pulang dari sekolah dan menemukan rumahnya
kosong. Ibunya meninggalkan sebuah catatan tempel di pintu kulkas untuknya. Di
sana tertulis kalau ayahnya sedang lembur, ibunya keluar berbelanja dan kedua
adik laki-lakinya sedang berlatih sepak bola. Ia sendirian di rumah.
Gadis
itu mengunci pintu depan untuk berjaga-jaga. Kemudian, ia meletakkan ponselnya
di meja lorong, menggantung kuncinya pada sebuah kait dan pergi ke lantai atas
menuju ke kamarnya untuk mengganti baju. Saat ia sedang membuka bajunya, ia
melihat sebuah catatan tempel di tempat tidurnya. Ia mencabut dan membaca
pesannya.
Bacaanya:
“Ada seseorang di rumah ini.”
“Baiklah,
sangat lucu kawan-kawan,” katanya. “Apa yang terjadi? Kalian berdua bolos
latihan sepak bola?”
Tidak
seorang pun menjawab.
“Hei,
aku tau kalian di sini,” ia berteriak. “Jika aku memergoki kalian menyelinap ke
kamarku lagi, kalian tamat.”
Gadis
itu turun ke lantai bawah menuju dapur untuk mengambil makanan ringan. Ketika
ia membuka kulkas, ia menemukan catatan tempel yang lain.
Bacaannya
: “Tidak ada seorang pun di sini kecuali kau dan aku.”
Ia
menjatuhkan kertasnya dan berkata, “Hei kalian, ini tidak lucu lagi. Hentikan.”
Tidak
ada jawaban.
Gadis
itu pergi ke pintu depan dan memutar kenopnya, namun pintunya terkunci. Ia
berbalik untuk mengambil kunci, namun kait tempatnya menggantung kunci tadi
kosong. Kemudian, gadis itu melihat ke meja lorong dan menemukan bahwa
ponselnya juga hilang. Di atas meja, ada catatan tempel lagi.
Bacaannya:
“Kau tidak akan pergi kemanapun!”
Ia
berteriak dan mengangkat gagang telepon rumah untuk memanggil polisi. Tidak ada
nada sambung terdengar. Ia menyambar kabel telepon dan dengan ngeri ia
menyadari bahwa kabel itu telah dipotong. Ada selembar catatan lagi di sana.
Bacaannya:
“Tidak ada telepon, tidak ada polisi, tidak ada jalan keluar!”
Sambil
gemetar ketakutan, gadis itu berlari ke pintu belakang. Saat ia mencoba untuk
memutar engselnya, ia sadar pintu itu juga terkunci. Segera, ia menangkap
catatan lain terselip di sana.
Bacaannya:
“Lihat ke atas!”
Maka
dia melihat ke atas dan menyaksikan kucing peliharaannya tertusuk pisau dapur
di jantung dan tertancap di langit-langit. Ia memekik ketakutan dan berlari ke
jendela terdekat. Ia mencoba memukul dan menendang, namun ia tidak bisa
menghancurkan kacanya. Bahkan tidak ada retak sama sekali. Ada catatan tempel
di jendela.
Bacaannya:
“Tidak bisa memecahkannya, ya?”
Gadis
yang ketakutan itu dengan putus asa berpikir apa yang harus ia lakukan. Ia
memerlukan pisau untuk melindungi dirinya. Ia berlari ke dapur, namun saat ia
membuka laci, laci itu kosong. Semua pisaunya hilang, dan di sana ada catatan
tempel lagi.
Bacaannya:
“Anak kecil seharusnya tidak bermain dengan benda tajam!”
Ia
berlari ke atas menuju kamarnya dan mengunci pintu. Ia memeriksa ke dalam
lemari dan di bawah tempat tidur. Tidak ada siapapun di sana. Ia bernapas lega.
Lalu, tiba-tiba saja, televisi miliknya hidup sendiri. Suaranya keras dan
statis. Di layarnya, gadis itu menemukan catatan lagi.
Bacaannya:
“Sekarang kau di tempat yang aku mau!”
Gadis
itu panik dan mulai berseru dan berteriak, “Tolong! Tolong! Seseorang tolong
aku!”
Segera,
ia teringat laptopnya. Ia membuka laptop tersebut dan dengan cepat mengirim
e-mail ke sahabatnya.
“TOLONG!
INI BUKAN LELUCON! PANGGIL POLISI! ADA SESEORANG DI RUMAHKU!”
Beberapa
menit kemudian, ia mendengar suara sirene di luar. Polisi datang dan mendobrak
pintu depan. Dua petugas merangsek masuk ke kamar dan menemukan gadis itu
meringkuk di pojok, gemetar dan menggigil ketakutan.
Polisi
mencari-cari ke seluruh sudut rumah dari atas sampai bawah, memeriksa setiap
sudut dan celah, namun tidak menemukan siapa pun. Saat beberapa petugas
mewawancarai gadis itu, salah seorang dari mereka menemukan catatan tempel
melekat di punggung si gadis. Ia menarik dan memberikannya pada gadis itu.
Bacaannya:
“Sedikit lagi…”
Source : http://www.scaryforkids.com/sticky-notes/
Translate : Ambrosia Perish
A/N: Maaf untuk teman-teman yang sudah menunggu-nunggu update dariku, terutama pecinta The Holders Series. Lolol. Aku lagi libur dan lagi di kampung dimana sinyalnya bener-bener kayak t*i. Minggu lalu gak update karena... yah itu, masalah sinyal. Gak ada sumber WIFI sama sekali dan paket data pun suka gak berfungsi. Untuk dua artikel ini aja aku udah menunggu dari jam 7 tadi buat ke-upload (dan ini udah setengah 11 T.T). Emang sih aku bolak-balik Karangasem-Denpasar yang jaraknya hampir 100 km demi kegiatan kepanitiaan (bukan OSPEK sumpah, aku gak suka ngOSPEKin orang). Tapi pas tiap Jum'at aku pasti di rumah. Hueeee... Anyway, aku mau kasih selamat sama adik-adik yang baru lulus SMA dan diterima di universitas yang disukai (dan selamat menjalani OSPEK hohoho). Buat yang gak dapet jurusan dan kampus yang disukai jangan menyerah dan pasrah ya, coba lagi tahun depan. Soalnya salah jurusan itu menderita banget. Okay sudah cuap-cuapnya. Sampai jumpa minggu depan. >_<
Berarti pelakunya si gadis itu sendiri.
ReplyDeleteBisa iya bisa enggak. Tapi itu yang paling logis sih.
Delete