Sumber : http://theholders.org/?The_Holder_of_the_Flame
Translate by : Ambrosia Perish
Lihat The Holders Series yang lain di sini.
Di
kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah
singgah yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah
mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Api”. Si Pegawai
akan memandang dengan tenang ke arahmu beberapa menit sebelum menunjuk sebuah
pintu di belakangmu dalam diam. Pintu itu tadinya tidak di sana, dan
orang-orang di dekitarmu tidak akan memperhatikannya. Dekati pintu itu dan
tutuplah matamu sebelum menggenggam alat
pengetuknya. Kau hanya perlu mengetuk sekali. Jika baja di tanganmu itu mendingin, larilah. Lari sejauh mungkin, dan tetaplah berlari. Bahwa kau telah selamat hanyalah angan-angan, hal lain yang mungkin terjadi adalah sebuah kengerian yang hanya akan dimengerti oleh jiwa-jiwa di dalam neraka.
pengetuknya. Kau hanya perlu mengetuk sekali. Jika baja di tanganmu itu mendingin, larilah. Lari sejauh mungkin, dan tetaplah berlari. Bahwa kau telah selamat hanyalah angan-angan, hal lain yang mungkin terjadi adalah sebuah kengerian yang hanya akan dimengerti oleh jiwa-jiwa di dalam neraka.
Jika
alat pengetuknya menghangat, peganglah erat-erat, bahkan saat benda tersebut
mulai hangus di tanganmu. Akhirnya rasa sakitnya akan berhenti. Saat ini
terjadi, bukalah matamu. Kau akan berada di sebuah kebun kecil disinari oleh
cahaya bulan, dan dikelilingi oleh tembok batu yang tertutup tanaman rambat. Di
sebelah kirimu akan terdapat kolam. Jangan melihat langsung ke dalam air,
jangan sampai makhluk-makhluk mengerikan yang mengintai di dalamnya menangkapmu
dan menenggelamkanmu lagi dan lagi untuk selamanya. Di sebelah kananmu akan ada
kayu api untuk pembakaran jenazah yang belum menyala, licin dan dipergelap oleh
cairan mudah terbakar.
Ambillah
tepat lima langkah menuju kayu-kayu tersebut. Jangan bertanya mengapa. Kau akan
menemukan mayat bocah laki-laki yang sudah dikebiri, lengannya memeluk sebotol
kecil air raksa. Jangan katakan apapun selain sebuah pertanyaan, “Apa yang
menyebabkan mereka dikorbankan?”
Mayat
itu tak akan bergerak, namun kayu-kayu api akan menyala terbakar oleh
keinginannya sendiri. Bersamaan dengan semak-semak, rerumputan, pepohonan, dan
bunga-bunga di sekitarnya. Api itu akan berganti warna, dari warna normal api,
menjadi merah darah segar, kemudian menjadi hijau infeksi dan penyakit.
Tanaman-tanaman akan menjerit kesakitan bersamaan dengan tembok-tembok di
sekeliling kebun tertelan api. Kolam tadi akan terkeringkan, air di dalamnya
terbakar oleh panas yang melepuhkan, bersamaan dengan jiwa-jiwa yang terkutuk
bangkit dalam uapnya, melolongkan litani kutukan kepadamu.
Tatkala
kutukan pertama mencapai telingamu, kau harus memanggil keberanianmu dan mulai
tertawa. Dengan keras, sinis, jumawa, dengan tidak halus. Jika
sumpah-serapahnya menjadi semakin berapi-api, kau selamat. Jika mereka berhenti,
maka lemparlah dirimu ke dalam kayu api untuk menghindari takdir yang jauh
lebih buruk.
Di
tengah prahara tersebut, mayat tadi akan duduk tegak dengan tenang, tertelan
secara menyeluruh di dalam api, dan akan menawarkan botol kecil. Kau harus tetap
tertawa dan silangkan tanganmu. Kau tidak boleh menerima hadiah ini sekarang.
Mayat
itu akan membuka mulutnya, dan jika kau beruntung, yang akan kau lihat ke
dalamnya tidak akan membiarkanmu tertawa lepas di sisa hidupmu yang fana.
Botol
kecil tersebut akan jatuh, pecah, dan menumpahkan isinya di atas sisa rumput
yang menghitam bersamaan dengan api yang kunjung padam. Segalanya akan terdiam.
Di kakimu akan ada setangkai bunga baru, batangnya keras dan berduri, mahkota
bunganya terlukis oleh warna dari api neraka dan kutukan. Petiklah, dan kau
akan menemukan dirimu menjauh dari kebun tersebut dan kembali ke pintu depan.
Bunga
itu adalah objek ke-30 dari 538. Bunga itu akan membakarkan dirinya ke dalam
jiwamu, dan membarakan api kegilaan.
sambungan nya blm ada ya min. objek k 31 dan seterusnya...
ReplyDeleteBelum Kak Hendra. Mohon bersabar ya. Akan Am usahakan posting secepatnya :)
Delete